Kamis 08 Oct 2015 22:14 WIB

Islam Damai Ala Abuya Sayyid Ahmad

menteri agama lukman hakim saifuddin bersama Sayyid Ahmad bin Muhammad bin Alawy Al Maliki Al Hasani
Foto: foto: ratna puspita/republika
menteri agama lukman hakim saifuddin bersama Sayyid Ahmad bin Muhammad bin Alawy Al Maliki Al Hasani

Oleh: Ratna Puspita dari Tanah Suci

MAKKAH -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengungkapkan, Islam di Indonesia bercirikan washatiyah yang bersifat tasamuh, tawasuth, dan tawazun.

Artinya, Islam yang menekankan keberimbangan: berpegang teguh pada prinsip-prinsip dasar tapi diimbangi dengan sikap moderat, toleran, dan menyerasikan kehidupan dunia dan akhirat.

Bukan Islam bermodel tatharuf atau ekstrim yang dibarengi sikap memaksakan kehendak dan mengucilkan pihak lain. Ajaran ulama-ulama

Indonesia persis dengan pemikiran Sayyid Ahmad dan pendahulunya bahwa Islam adalah salah satu acuan untuk menjaga peradaban manusia dalam menebarkan kedamaian dan keselamatan.

“Islam hakikatnya adalah keselamatan dan kedamaian. Setiap muslim selalu menebarkan keselamatan bagi sesamanya dengan mengucapkan salam, Assalamu alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh (Semoga Tuhan memberimu keselamatan, rahmat, dan berkah-Nya),” jelasnya.

Islam yang damai sangat menghargai setiap perbedaan. “Seperti disampaikan Sayyid Ahmad, sebesar apa pun bahkan setajam apa pun perbedaan di antara kita, semestinya kita mengembangkan dialog. Jangan saling menyalahkan, mengkafirkan, atau bahkan menumpahkan darah antarsesama,” lanjutnya.

Sayyid Ahmad tersenyum mendengar penuturan Menteri Lukman. Ia mengungkapkan, hubungan ayah dan kakeknya (Sayyid Muhammad dan Sayyid Alawy Al Maliki) dengan para ulama Indonesia memang terjalin manis.

Mereka mengembangkan metode pendidikan yang diterapkan banyak pesantren di Tanah Air. Yaitu, metode pembelajaran yang berasaskan pada kebaikan untuk seluruh umat manusia dan semua ciptaan Tuhan. Prinsip metode ini adalah membersihkan diri dari hawa nafsu dan memberantas kebodohan.

“Berapa banyak musibah dan fitnah terjadi karena hawa nafsu dan kebodohan. Hal itu telah menjadikan sebagian umat Islam menistakan dirinya dan berperilaku tidak sesuai ajaran Islam,” kata Sayyid Ahmad dengan nada meninggi.

Kepada Menag Lukman, Sayyid Ahmad mengucapkan terima kasih karena sempat bersilaturahim di antara kesibukan menjalankan tugas di Arab Saudi.

Setelah sejenak menyapukan pandangan kepada hadirin, ia mengatakan, “Bila kalian melihat birokrat berada di rumah ulama, maka itu tandanya ada kebaikan pada birokrat tersebut.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement