Kamis 08 Oct 2015 08:02 WIB

Islam Masih Dianggap Menjadi 'Bola Panas' Kampanye Pilpres AS

Rep: Amri Amrullah/ Red: Indah Wulandari
Susana kampanye pilpres AS
Foto: VOA
Susana kampanye pilpres AS

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON -- Media massa di Amerika Serikat mulai memanaskan isu-isu  terkait pemilihan presiden yang akan digelar pada November 2016 mendatang. Salah satu isu yang seringkali menjadi 'bola panas' bagi calon kandidat Presiden AS adalah identitas Islam dan relasinya dengan Islam.

Dilansir Rabu (7/10), salah satu calon Presiden Republik Ben Carson menegaskan, AS lebih baik bila tanpa komunitas muslim.

"Seorang Muslim dilarang menjadi Presiden AS," ujarnya. Manajer kampanye Ben Carson pun menyampaikan pernyataan kandidatnya ini kepada The Huffington Post.

Ia menilai, hanya Islam yang menganggap umat agama lain boleh agama lain boleh diperangi.

Penolakan keras bagi capres yang memiliki relasi terhadap Islam juga disuarakan Donald Trump capres dari Partai Republik yang menuduh Obama adalah seorang Muslim. Penyataan anti Islam para kandidat capres AS ini selalu menjadi bahan kampanye pemilu di media AS sejak  9/11.

Dalam jajak pendapat terbaru oleh Pew Research dan The New York Times menunjukkan bagaimana kampanye negatif calon presiden dari Republik melihat Muslim.

Namun, saat ini kampanye Islamofobia tersebut dilakukan secara terbuka, bahkan oleh kandidat dari capres partai Republik yang dikenal sangat anti terhadap Islam secara terang terangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement