Rabu 26 Aug 2015 17:18 WIB

Temukan Poster Anti-Islam, Bocah Ini Bertanya tentang Pembunuhan

Rep: C38/ Red: Indah Wulandari
Poster anti-Islamofobia
Foto: heraldsun
Poster anti-Islamofobia

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- “Apakah mereka akan membunuh kita?” Sebuah pertanyaan polos bocah kecil Australia mengagetkan ibunya.

Pertanyaan itu meluncur setelah bocah laki-laki itu menemukan poster anti-Islam dengan gambar tengkorak terpampang di taman bermain timur laut Melbourne.

Peristiwa itu terjadi Senin (24/8) kemarin. Pagi itu, mereka sedang menunggu bus di Heidelberg Barat. Si bocah laki-laki kemudian mendapati sebuah poster ofensif terpampang di taman bermain. Poster diketahui ditempelkan oleh kelompok anti-Islam yang menyebut diri mereka Combat 18.

Menurut sang ibu yang tidak ingin disebut namanya, ada 12 poster serupa tersebar di seluruh lapangan. Semua menggambarkan tengkorak dengan sayap ‘skinhead’ dan mengajak orang-orang untuk mendukung mereka memerangi dominasi Islam. Alamat email dan website juga tertera di bagian bawah stiker.

Si ibu segera memfoto stiker itu dari dalam mobilnya. Ia kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada The Register Islamophobia Australia. Organisasi itu kemudian membagikan gambar di laman Facebook mereka.

Pendiri organisasi, Mariam Veiszadeh mengatakan ini bukan insiden yang tertutup. Veiszadeh menuturkan, mahasiswa di Monash University, Melbourne tenggara, telah melihat poster serupa di seluruh kampus dengan slogan ‘menyelamatkan ras kulit putih’.

“Dalam beberapa hari terakhir, saya telah melihat beberapa insiden stiker yang ditemukan,” kata dia kepada Daily Mail Australia, Rabu (26/8).

Ia mengaku sangat prihatin dengan penemuan stiker semacam itu di taman bermain yang sering dikunjungi anak-anak dari beragam latar belakang etnis. Menurut dia, anak-anak belum mengerti sama sekali. Mereka kemudian akan mempertanyakan mengapa ada kebencian macam itu di tengah masyarakat.

Islamofobia, kata Veiszadeh,  memiliki konsekuensi yang menghancurkan bagi seluruh tatanan masyarakat. Dampaknya terhadap anak-anak dan pemuda cukup mengkhawatirkan.

“Ini menimbulkan pertanyaan, peran apa yang bisa kita lakukan sebagai orang dewasa dalam membina suatu lingkungan di mana kefanatikan dan prasangka tumbuh berkembang?” ungkap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement