Kamis 20 Aug 2015 09:00 WIB

Tolak Imigran Muslim, Slovakia: Kami tak Punya Banyak Masjid

Rep: c25/ Red: Agung Sasongko
Vienna Islamic Center dibangun dari 1975 hingga 1979. Masjid ini menjadi pusat kegiatan amaliyah selama Ramadhan bagi Muslim Austria, mampu mengakomodasi 8 persen dari 430 ribu Muslim yang tinggal di negeri ini.
Foto: .
Vienna Islamic Center dibangun dari 1975 hingga 1979. Masjid ini menjadi pusat kegiatan amaliyah selama Ramadhan bagi Muslim Austria, mampu mengakomodasi 8 persen dari 430 ribu Muslim yang tinggal di negeri ini.

REPUBLIKA.CO.ID, SLOVAKIA -- Kementerian Dalam Negeri Slovakia secara tegas menolak kedatangan imigran Muslim. Anehnya, mereka tetap menerima 200 imigran Suriah Kristen karena kurangnya infrastruktur, termasuk kekurangan masjid di negara Eropa Timur tersebut.

Dilansir dari alarabiya.net,Kamis (19/8), melalui skema relokasi Uni Eropa untuk berbagi beban ribuan imigran Suriah, yang melarikan diri dari perang saudara untuk kembali ke rumah. Negara-negara anggota memutuskan akan menerima 40.000 pendatang dari Italia, Turki, dan Yunani.

Ivan Metik, juru bicara Kementerian Dalam Negeri mengatakan, jika Slowakia hanya negara transit dan bukan pilihan yang menarik untuk tinggal dalam jangka panjang, terutama bagi umat Islam. "Kami bisa mengambil 800 Muslim tapi kami tidak memiliki masjid di Slovakia jadi bagaimana bisa Muslim diintegrasikan jika mereka tidak suka berada di sini," kata dia.

Juru bicara itu membantah kalau langkah itu diskriminatif dan menegaskan kalau keputusan untuk mengakomodasi migran Kristen adalah untuk menjaga kohesi masyarakat. Slovakia sendiri bukan satu-satunya negara yang ingin memberikan prioritas kepada para pengungsi Suriah dan kelompok migran lainnya yang datang ke Eropa.

Yunani memberikan pengungsi Suriah prioritas dalam pendaftaran dan embarkasi untuk tinggal di daratan, khususnya bagi kebangsaan seperti Afghanistan dan Pakistan. Sementara Jerman, yang mengira sebanyak 800.000 imigran akan tiba tahun ini, juga membedakan antara kelompok pengungsi.

Mereka memprioritaskan orang-orang dari negara-negara yang dilanda perang seperti Suriah, Irak atau Afghanistan, dan sekitar 40 persen dari pemohon suaka berasal dari negara-negara Balkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement