Jumat 14 Aug 2015 21:17 WIB

“Jangan Cemberut, Jadi Ustadz Harus Murah Senyum”

Habib Ali Hasan Al-Bahar saat berbicara di forum Halaqah Ulama Ibukota Jakarta yang diadakan Jakarta Islamic Center (JIC) di Jakarta, Rabu (12/8).
Foto: Irwan Kelana/Republika
Habib Ali Hasan Al-Bahar saat berbicara di forum Halaqah Ulama Ibukota Jakarta yang diadakan Jakarta Islamic Center (JIC) di Jakarta, Rabu (12/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ini ungkapan kecil namun sarat makna dari Dr Habib Hasan Al-Bahar tentang para da’i. “Jadi ustadz harus murah senyum. Jangan suka merengut,” kata Habib Ali Hasan Al-Bahar saat berbicara di forum Halaqah Ulama Ibukota Jakarta, Rabu (12/8).

Acara yang diadakan di Covention Hall Jakarta Islamic Centre (JIC) Jakarta Utara itu dibuka oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Halaqah yang dihadiri ratusan ulama itu mengusung tema “Peran Ulama dalam membangun ibukota melalui Jakarta Islamic Centre”.

Tidak kalah pentingnya, kata Habib Ali, berpakaian rapih dan menarik. “Penting bagi para da’i untuk selalu berpakaian rapih dan menarik, sehingga menaikkan wibawanya,” tegas Habib Ali.

Ia lalu menyebut tentang para pendeta. “Coba perhatikan para pendeta. Mereka kalau berpakaian selalu rapih, sehingga menimbulkan rasa hormat di mata jamaahnya,” ujar Habib Ali.

 

Tak hanya itu. Para pendeta, kata Ali, juga selalu murah senyum. Apalagi kalau bertemu anak-anak. “Perhatikan, pendeta kalau bertemu anak-anak, dia mengelus bahu anak-anak. Lalu mengambil permen dari kantong baju atau celananya, dan diberikan kepada anak-anak tersebut. Mereka senang berjumpa dengan pendeta,”ujarnya.

Habib Ali  lalu menarik memori para peserta halaqah yang umumnya para da’i ibukota,  tentang sosok  ulama beberapa puluh tahun lalu. “Waktu kita kecil dulu, para ulama itu tangannya wangi dan lembut. Kalau kita bersalaman dengannya, wanginya masih menempel di tangan kita  sampai kita tiba di rumah,” papar Ali.

Penampilan ulama zaman dahulu yang selalu rapih dan wangi, kata Ali, sangat besar hikmahnya. “Hal itu menumbuhkan kharisma tersendiri, sehingga kita bangga dan senang sekali kalau bertemu ulama,” tutur Habib Ali Hasan Al-Bahar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement