Rabu 12 Aug 2015 22:42 WIB

Masjid JIC Perlu Memperbanyak Halaqah

Dr Habib Ali Hasan Al-Bahar tampil sebagai pembicara pada Halaqah Ulama Ibukota Jakarta di Convention Hall Jakarta Islamic Centre (JIC) Jakarta Utara, Rabu (12/8).
Foto: Irwan Kelana/Republika
Dr Habib Ali Hasan Al-Bahar tampil sebagai pembicara pada Halaqah Ulama Ibukota Jakarta di Convention Hall Jakarta Islamic Centre (JIC) Jakarta Utara, Rabu (12/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Masjid Jakarta Islamic Centre (JIC) perlu memperbanyak halaqah. “Kami berharap masjid JIC memperbanyak halaqah. Para tokoh dan ulama perlu diberi jadwal untuk tampil di masjid JIC,” kata Dr Habib Ali Hasan Al-Bahar saat tampil sebagai pembicara pada Halaqah Ulama Ibukota Jakarta.

Acara yang diadakan di Covention Hall Jakarta Islamic Centre (JIC) Jakarta Utara itu dibuka oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Halaqah yang dihadiri ratusan ulama itu mengusung tema “Peran Ulama dalam membangun ibukota melalui Jakarta Islamic Centre”.

Menurut Habib Ali, memperbanyak halaqah itu sangat penting untuk menghidupkan ruh Islam di masjid JIC. “Makin banyak halaqah, akan makin terasa ruh Islam di masjid JIC,” ujarnya.

Ia menyebut contoh Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) Menteng Jakarta Pusat sebagai masjid yang sangat makmur. “Masjid Agung Sunda Kelapa makmur karena di sana setiap hari ada halaqah dan para ulama sangat dimuliakan,” kata Habib Ali  yang juga merupakan salah satu nara sumber halaqah di MASK.

Pembicara lainnya, budayawan Betawi Ridwan Saidi juga menegaskan pentingnya masjid JIC memperbanyak halaqah. “Salah satu langkah menjaga ruh Islam di masjid JIC adalah memperbanyak halaqah. Karena itu, masjid JIC harus memperbanyak halaqah,” ujar Ridwan Saidi.

Halaqah Ulama Ibukota Jakarta itu juga menampilkan pembicara Kepala LAPAN Prof Dr Thomas Jamaluddin,  redaktur harian Republika Irwan Kelana, serta pengamat dan peneliti budaya Betawi Yahya Andi Syahputra.

Halaqah Ulama Ibukota Jakarta itu juga dihadiri Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta KH Syarifuddin Abdul Ghani dan seorang ulama dari Cina, Syekh Abu Bakar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement