Selasa 11 Aug 2015 22:21 WIB

Ini Rekomendasi Ulama Asia Tenggara untuk Cegah Radikalisme

Rep: c 27/ Red: Indah Wulandari
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (keempat kiri) berfoto bersama (kiri-kanan) Ketua Majelis Ulama Singapura Ust. Husein Ya'ub, Ketua Ormas Islam Al-Irsyad Ust. Baharmus, Penggagas Muktamar I Ikatan Ulama dan Da'i Asia Tenggara Ust. Muhammad Zaitun Rasmin,
Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (keempat kiri) berfoto bersama (kiri-kanan) Ketua Majelis Ulama Singapura Ust. Husein Ya'ub, Ketua Ormas Islam Al-Irsyad Ust. Baharmus, Penggagas Muktamar I Ikatan Ulama dan Da'i Asia Tenggara Ust. Muhammad Zaitun Rasmin,

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ikatan Ulama dan Dai Asia Tenggara merekomendasikan untuk mendatangkan ulama yang bisa memberi masukan tentang pemikiran Islam yang modern dan santun. Hal tersebut diyakini mampu mencegah  arus radikal.

"Untuk menghindari aliran dan arus radikalisme dan terorisme harus diantisipasi dengan pertemuan dai dan mendatangkan ulama yang bisa memberikan masukan dengan pikiran modern dan santun dalam berdakwah," ujar Ketua Ikatan Ulama dan Dai Asia Tenggara Dr. Muh. Zaitun Rasmin pada acara penutupan Pertemuan Ilmiah Internasional Ulama dan Dai Asia Tenggara di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (11/8).

Rokemendasi yang paling mendasar, yakni mengoptimalkan peranan Ikatan Ulama dan Dai Asia Tenggara  sebagai payung koordinasi di antara para ulama, dai, serta aktivis di dunia pendidikan dan dakwah.

Hal tersebut dapat tercermin dengan mengedepankan sikap saling mencintai, menasihati, tolong menolong di antara sesama umat manusia.

"Kami sudah bekerja untuk Tolikara dengan memberikan dan menyampaikan persoalan ini dengan Kapolri, Menteri Agama dan pihak lainnya, selanjutnya proses perdamaian dengan mengawal pembangunan masjid dan menyelenggaran kurban 30 sapi nanti Idul Adha untuk seluruh masyarakat Tolikara," ujar Zaitun.

Ia menjelaskan, hasil dari Pertemuan Ilmiah Internasional Ulama dan Dai Asia Tenggara diselenggarakan pada tanggal 8-11 Agustus di Lembang, Jawa Barat disusun oleh 230 peserta berasal dari seluruh provinsi Indonesia dan beberapa perwakilan negara di Asia Tenggara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement