Selasa 04 Aug 2015 00:00 WIB
Muktamar Muhammadiyah

Hasil Voting Tanwir Belum Tentu Cerminkan Suara Muktamirin

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Indah Wulandari
 Presiden Joko Widodo bersama Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin ketika pembukaan Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Lapangan Karebosi, Makasar,Sulsel, Senin (3/8).
Foto: Republika/Prayogi
Presiden Joko Widodo bersama Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin ketika pembukaan Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Lapangan Karebosi, Makasar,Sulsel, Senin (3/8).

REPUBLIKA.CO.ID,MAKASSAR -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak menilai, hasil perolehan suara dalam sidang tanwir dapat berubah dalam Muktamar Muhammadiyah ke-47 nanti.

Sehingga hasilnya  diprediksi memiliki perspektif berbeda dalam penentuan calon anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2015-2020.

"Hasil Tanwir terbatas karena hanya diikuti sekitar 200 orang. Meski menjadi perspektif perwakilan wilayah, belum tentu menjadi perspektif yang sama di antara peserta muktamar," jelas Dahnil kepada Republika, Senin (3/8).

Pada muktamar sebelumnya di Yogyakarta, misalnya, Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir mendapat suara tertinggi dalam sidang tanwir. Akan tetapi, perolehan suara itu lantas berubah di muktamar.

"Peserta muktamar mencapai 2.600 orang dan perspektif pimpinan daerah begitu beragam. Saya pikir akan ada banyak perubahan dalam perolehan suara," kata Dahnil.

Meski begitu, Dahnil yakin 13 anggota terpilih dari muktamar akan terdiri dari tokoh-tokoh terbaik Muhammadiyah.

Dahnil menyatakan, figur ulama intelektual menjadi syarat mutlak untuk memimpin Muhammadiyah. Ulama intelektual, kata Dahnil, yaitu sosok yang kuat memahami ilmu qauliyah dan kauniyah.

Selain itu, ujarnya, pimpinan Muhammadiyah juga harus memiliki kemampuan manajerial dan sanggup membangun jejaring dalam mengembangkan peran Muhammadiyah di lingkup internasional.

"Indonesia sejatinya bisa menjadi kiblat perkembangan Islam dunia," kata Dahnil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement