Senin 03 Aug 2015 20:18 WIB

Gus Mus: NU Dinantikan Dunia

KH Mustofa Bisri alias Gus Mus.
Foto: Republika/Rakhmawaty
KH Mustofa Bisri alias Gus Mus.

REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG – Rais Am NU KH Mustofa Bisri, menegaskan harus bisa keluar dari ikhtilaf ahlul halli wal aqdi (Ahwa). “NU lebih besar dari tetekbengek ini,” tegas pria yang akrab disapa Gus Mus ini, di Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur, Senin (3/8).

Gus Mus menegaskan Nahdhatul Ulama sedang dinantikan oleh Umat Islam di Indonesia, bahkan dunia. Sidang Pleno pembahasan tata tertib Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama akhirnya selesai. Ini setelah Gus Mus menyampaikan pidatonya yang menggetarkan hati dan membuat tak sedikit muktamarin meneteskan air mata.

Pidato yang disampaikan usai pertemuan para rais syuriyah di Pendopo Kabupaten Jombang tersebut sekaligus mengakhiri sementara polemik ahlul halli wal aqdi di sidang pleno. "Saya menangis, setelah melihat sidang. Malu kepada Allah SWT, KH Hasyim Asyari, KH Bisri Bisri yang mengajarkan kita,” imbuhnya.

Dia meminta peserta muktamr mendengarkan pesannya. Kalau tidak mau mendengarkan, maka Gus Mus meminta mereka untuk melupakan dirinya. Bila perlu, Gus Mus menambahkan, dia akan menciumi kaki – kaki peserta muktamar agar mereka menunjukkan diri sebagai ulama.

Banyak pihak memprihatinkan kondisi NU. Nahdhatul Ulama dibangun di Jombang. “Di sini mau diruntuhkan? Saya mohon lepaskan dan memikirkan Allah dan pendahulu,” ujar Gus Mus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement