Senin 03 Aug 2015 17:11 WIB

Mantan Rektor UII: Muhammadiyah Harus Dipimpin Sosok Super

Rep: C16/ Red: Erik Purnama Putra
Mantan rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta Edy Suandi Hamid.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Mantan rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta Edy Suandi Hamid.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu agenda utama Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar pada 3-8 Agustus adalah pemilihan ketua umum Pengurus Pusat Muhammadiyah. Menurut mantan rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta Edy Suandi Hamid, sosok ketua umum yang memimpin Muhammadiyah nantinya harus memiliki kriteria hebat. “Sosok yang super yang harus memimpin Muhammadiyah,” ujar Edy kepada Republika, Senin (3/8).

Super yang dimaksud Edy adalah sosok yang tidak hanya menonjol dalam sifat keulamaannya, tetapi juga memiliki pemikiran terbuka. Sehingga, nantinya ketua umum tersebut dapat dengan umatnya sendiri dan juga bisa berdialog antar iman dengan baik dan saling menghargai.

Selain itu, Edy menambahkan, sebagai organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan yang terdiri dari banyak para intelek dan beragam latar belakang, Muhammadiyah perlu dipinpin oleh sosok yang memiliki wawasan luas agar dapat memahami persoalan-persoalan kebangsaan dan keumatan.

Selain pengetahuan agama yang baik, ketua umum nantinya juga diharapkan memiliki pengetahuan umum yang baik dan juga jaringan yang luas. Pasalnya, tantangan ke depan yang dihadapi Muhammadiyah sangat besar terutama soal-soal keumatan.

Sedangkan dalam urusan kebangsaan, Muhammadiyah tidak bisa hanya menjadi mitra tidur saja tetapi harus menjadi mitra strategis yang mendukung sekaligus mengkritisi kebijakan-kebijakan negara yang tidak berorientasi pada rakyat. Untuk itu, ketua umum yang nantinya terpilih juga harus mampu memberikan pemasokan pemikiran tentang persoalan kenegaraan seperti persoalan politik.

Melalui ketua umum baru tersebut nantinya, Muhammadiyah harus memberikan pebcerahan kepada umatnya sehingga keterbukaan dunia ini tidak melunturkan semangat keagamaannya dan juga semangat kebangsaannya.

Ke dalam organisasi sendiri, ketua umum harus mampu melakukan penguatan terhadap misi Muhammadiyah, terutama misi dakwah mapun pengembangan amal usahanya. “Insyaallah beberapa kriteria tersebut sudah ada pada 39 calon ketua umum saat ini,” papar Edy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement