Senin 03 Aug 2015 08:19 WIB

Menag Berharap Muhammadiyah Semakin Mencerahkan

Menag Lukman Hakim Saifuddin.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menag Lukman Hakim Saifuddin.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengharapkan Muhammadiyah semakin mencerahkan lewat acara lima tahunannya Muktamar Muhammadiyah yang kali ini digelar di Makassar, Sulawesi Selatan.

"Harapannya, hajatan ini meneguhkan komitmen Muhammadiyah untuk memberikan pencerahan kepada umat dan memajukan peradaban bangsa," kata Menag Lukman, Senin (3/8).

Untuk itu, Lukman berharap agar perhelatan besar warga Muhammadiyah ini berjalan dengan lancar.

Muhammadiyah menggelar Muktamar ke-47 di Makassar pada 3-7 Agustus 2015 dengan mengusung tema "Gerakan Pencerahan Menuju Indonesia Berkemajuan".

 

Menag mendukung gerakan tersebut karena mencerminkan visi Muhammadiyah untuk berkontribusi bagi kemajuan bangsa sesuai ajaran pendirinya KH Ahmad Dahlan.

Apapun hasil muktamar ini, Menag Lukman berharap Muhammadiyah semakin mampu mencerahkan umat dan mengawal kemajuan peradaban bangsa Indonesia, juga menjadi mitra strategis dan konstruktif bagi pemerintah dalam menjaga persatuan dan kesatuan.

"Muhammadiyah dapat menjadi mitra pemerintah dalam membebaskan masyarakat dari segala penghambat kemajuan seperti kemiskinan dan korupsi serta mencerdaskan bangsa melalui pendidikan dan penguasaan teknologi," kata Menag.

"Selamat kepada warga Muhammadiyah dalam bermuktamar. Semoga menghasilkan sumbangsih yang signifikan dan mencerahkan bagi kemajuan negara dan bangsa," katanya.

Forum musyawarah tertinggi salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia ini membahas lima hal penting. Pertama, pembahasan visi misi Muhammadiyah dan sosialisasi program selama lima tahun ke depan, termasuk proyeksi jangka panjang hingga 2025.

Kedua, pemilihan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah beserta jajarannya. Ketiga, pembahasan isu strategis mengenai bangsa dan dunia kemanusiaan secara universal.

Keempat, agenda tentang dakwah komunitas seperti dengan yaitu meperbaharui model dakwah konvensional saat ini dengan pendekatan baru ke komunitas-komunitas.

Kelima, pembahasan tentang Indonesia sebagai bangsa yang berpegang kepada Pancasila.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement