Ahad 02 Aug 2015 19:52 WIB

Tak Akan Ada Kader Karbitan Pimpin Muhammadiyah

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Damanhuri Zuhri
Saleh Daulay
Foto: PPI
Saleh Daulay

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Banyaknya kader Muhammadiyah membuat calon pempimpin Muhammadiyah selalu tampil banyak. Dari para calon ini, dipastikan tidak akan ada pemimpin karbitan yang bakal memangku kursi Muhammadiyah.

“Kelahiran tokoh dan pemimpin Muhammadiyah selalu natural. Tidak ada pemimpin karbitan yang tiba-tiba muncul begitu saja,” ujar anggota panitia pemilihan Muktamar Muhammadiyah ke-47, Saleh Partaonan Daulay, Ahad (2/8).

Menurut dia, pemilihan ketua umum yang melewati sejumlah tahapan secara sistematis dan rapi, diyakini menghasilkan figur pemimpin yang dapat merepresentasekan suara warga Muhammadiyah secara umum.

Sistem yang teruji juga dianggap mampu mencegah muktamar dari kasak-kusuk dan polemik yang merugikan. “Karena kedewasaannya, sistem pemilihan di Muhammadiyah membuat muktamrin selalu melewatinya dengan riang dan gembira, " ungkapnya.

Saleh menjelaskan, pemilihan Ketua Umum di Muhammadiyah memang berbeda dengan ormas maupun organisasi keagamaan lainnya. Panitia pemilihan awalnya menerima usulan kandidat dari setiap Pimpinan Wilayah Muhammadiyah di setiap provinsi.

Pengurus pusat kemudian menggelar sidang tanwir untuk menyaring 39 calon tetap yang dianggap paling layak. Di Muktamar, puncak pemilihan diikuti sekitar dua ribu peserta untuk menghasilkan 13 formatur.

Para formatur inilah yang berembug menentukan siapa di antara mereka yang menjadi ketua umum, atau pun menunjuk figur di luar yang masih di lingkup Muhammadiyah. Dengan istem dan mekanisme pemilihan yang berjenjang dan panjang juga menyebabkan sulitnya intervensi.

Saleh menambahkan, sistem tersebut juga mencegah Muktamar Muhammadiyah dari black campaign. Kalau pun ada yang coba-coba, biasanya tidak akan didengar.

Apalagi, muktamirin sudah mengenal rekam jejak masing-masing kandidat. Sistem pemilihan formatur juga dianggap menyulitkan pihak tertentu untuk mengarahkan para pemilih kepada kandidat tertentu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement