REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muhammadiyah menyelenggarakan pertemuan internasional dalam agenda Muktamar di Makasar, Sulawesi selatan, Ahad (2/8).
Wakil Biro Hubungan Luar Negeri Muhammadiyah Muhyiddin Junaidi mengatakan pertemuan internasional ini diikuti oleh warga Muhammadiyah di 17 negara.
"Warga Indonesia yang tergabung dalam struktural Muhammadiyah terdapat di 28 negara, sementara mereka yang hanya warga Muhammadiyah biasa terdapat di 7 negara," jelasnya pada //Republika//.
Pertemuan internasional juga dihadiri oleh tamu undangan dari berbagai negara di antaranya Jepang, Filipina, Italia, Rusia, Belgia, Norwegia, Belanda, Maroko, Palestina dan Mesir.
Mereka dikenal dengan //friends of Muhammadiyah//. Pertemuan yang berlangsung selama sembilan jam ini membahas berbagai masalah yang dihadapi di era global.
Poin penting yang dibahas adalah sikap Muhammadiyah terhadap munculnya kembali //Islamophobia// di beberapa negara. Melalui pertemuan internasional ini, Muhammadiyah kembali mengenalkan Islam sebagai agama yang sesuai dengan kondisi apapun termasuk berhadapan dengan budaya lokal.
Muhammadiyah ingin memperjelas lagi Islam moderat yang penuh dengan wajah persahabatan. Islam sangat menghargai perbedaan, anti kekerasan, dan mampu mengikuti perkembangan zaman. Menurut Muhyidin Islamophobia tidak terlalu dibesar-besarkan. Karena sejak zaman Rasulullah masalah ini telah lebih dulu ada.