REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Presiden Joko Widodo resmi membuka Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-33 di Jombang, Jawa Timur, Sabtu (1/8). Dalam sambutannya, dia berharap agar organisasi Islam ini mampu menjadi jembatan peradaban.
"Bukan hanya jembatan bagi perbedaan paham keagamaan, tetapi juga jembatan peradaban antar bangsa dalam wujud nyata Islam sebagai rahmatan lil alamin," kata Jokowi di arena muktamar.
Jokowi mengatakan, sebagai Jamiyah Diniyah Islamiyah, sejak kelahirannya NU selalu mengedepankan nilai-nilai Islam moderat. Jokowi diharapkan bisa meningkatkan kerjasama dengan berbagai kalangan untuk bersama-sama membangun tatanan dunia yang berkeadilan. Khususnya dalam mengentaskan kemiskinan, keterbelakangan dan ketimpangan yang merupakan akar dari bentuk-bentuk terorisme dan radikalisme.
Menurut mantan wali kota Solo ini, dengan sikap NU yang mengutamakan solidaritas kemanusiaan atau ukhuwwah basyariyyah, maka nahdliyin akan berperan besar dalam membangun peradaban antar bangsa yang semakin terbuka, demokratis, dan berkeadilan.
"Dengan cara itu, Indonesia sebagai negeri dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, akan selalu dikenang serta menjadi rujukan dunia," ujar dia.
Jokowi menambahkan, sebagai salah satu Jamiyah Diniyah Islamiyah terbesar di Indonesia, NU juga telah memberikan kontribusi besar dalam menjaga Indonesia. Dalam catatan sejarah, lanjut dia, sejak didirikan tahun 1926, tokoh-tokoh NU ikut membidani lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menjaga dari berbagai bentuk ancaman.
Karena itu, orang nomor satu di republik ini tidak meragukan lagi jika NU senantiasa menjadi garda terdepan dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Pancasila. Hal itu, menurut Jokowi, menjadi bukti keteguhan sikap NU dalam menjunjung semangat kebangsaan, menegakkan keindonesiaan dan menghargai kebhinekaan.
Presiden juga mengapresiasi tema besar muktamar "Meneguhkan Islam Nusantara untuk Peradaban Indonesia dan Dunia". Tema ini menunjukkan bahwa NU dan Umat Islam Indonesia mempunyai posisi yang strategis. Bukan hanya dalam membentuk peradaban bangsa, tetapi bisa menjadi inspirasi peradaban dunia, sebagai role model pengusung Islam yang rahmatan lilalamin, yang memberikan kedamaian dan manfaat bagi alam semesta.
Jokowi juga menilai, tema itu juga cermin keteguhan warga nahdliyin yang menjadikan Islam sebagai pijakan terciptanya masyarakat unggulan, yaitu masyarakat yang menjadikan agama sebagai sumber kemajuan, keadilan, dan kedamaian.