Kamis 30 Jul 2015 10:27 WIB
Penyerangan Masjid di Papua

Muslim dan GIDI Duduk Bersama, Sekretaris Forum Zakat Merinding

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Ilham
Sekertaris Eksekutif Forum Zakat Nasional Amin Sudarsono menyampaikan pemaparannya saat diskusi yang diadakan oleh Forum Zakat Nasional bersama Badan Amil Zakat Nasional dan Komite Umat Untuk Tolikara di Masjid Al Ihsan, Kota raja, Jayapura, Papua, Selasa
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Sekertaris Eksekutif Forum Zakat Nasional Amin Sudarsono menyampaikan pemaparannya saat diskusi yang diadakan oleh Forum Zakat Nasional bersama Badan Amil Zakat Nasional dan Komite Umat Untuk Tolikara di Masjid Al Ihsan, Kota raja, Jayapura, Papua, Selasa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Eksekutif Forum Zakat Nasional (FOZ Nas), Amin Sudarsono, mengaku merinding melihat umat berbeda agama di Tolikara, Papua, duduk bersama. Mereka duduk bersama dalam rangka perdamaian antara umat Muslim Tolikara dan Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) atas kejadian penyerangan pada 17 Juli, lalu.

"Malam ini, saya merinding menyaksikan mereka duduk bersama dalam satu lingkaran," kata Amin, Rabu malam (29/7).

 

Dia berharap, dengan adanya acara mediasi antara Muslim dan GIDI di Tolikara, masalah selama ini terselesaikan. "Mari aminkan perdamaian di Papua, diiringi kebebasan beribadah semua umat dan keamanan tempat ibadahnya," kata dia.

Komunitas Muslim Tolikara melakukan pertemuan dengan pemimpin GIDI di Sekretariat Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Papua, Jayapura, pada Rabu (29/7) malam.

Presiden GIDI, Dorman Wandikbo, mengatakan pihaknya menyesalkan seluruh kejadian di Tolikara. "Kami semua adalah korban, setelah ini banyak umat GIDI di beberapa daerah yang mengalami intimidasi," katanya. GIDI siap melakukan perdamaian sampai seterusnya.

Sementara itu, Wakil Komunitas Muslim Tolikara, Imam Masjid Baitul Muttaqin Ali Mukhtar, mengatakan puluhan tahun hidup di tanah Papua tidak pernah ada sengketa agama dengan gereja manapun. "Saya sudah kenal lama dengan pemimpin GIDI di Tolikara, tak ada masalah, Papua tanah damai," katanya.

Menjelang tengah malam, mereka semua membentuk Tim Sebelas, yang terdiri atas perwakilan GIDI Tolikara, Muslim Tolikara, dan tokoh lintas agama. Mereka merumuskan naskah perdamaian yang lebih substantif dan berusia panjang agar kejadian yang sama tak terulang lagi di seluruh Tanah Papua.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement