Rabu 29 Jul 2015 10:16 WIB

Salinan Alquran di Istana Topkapi Sebaiknya Juga Dianalisis Karbon

Rep: c38/ Red: Ani Nursalikah
Mushaf Alquran.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Mushaf Alquran.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Direktur Jenderal Pusat Penelitian Sejarah Islam, Seni, dan Budaya (IRCICA) Halit Eren mengklaim salinan Alquran di Istana Topkapi adalah yang paling lengkap.

Pernyataannya tersebut terkait penemuan salinan Alquran yang disebut Universitas Birmingham sebagai yang tertua di dunia.

"Kami menghubungi universitas dan meminta transkrip dikirimkan kepada kami. Tapi, ada satu pertanyaan tersisa. Berapa banyak halaman salinan itu? Tidak ada informasi," katanya kepada Anadolu Agency, dilansir dari OnIslam, Rabu (29/7).

Menurut Eren, ini berarti penanggalan karbon juga harus dilakukan pada salinan manuskrip di Istana Topkapi.

Istana Topkapi adalah sebuah istana besar di Istanbul, Turki. Tempat ini menjadi kediaman utama Sultan Ottoman selama kurang lebih 400 tahun dari 624 tahun pemerintahan mereka. Kini, istana Topkapi beroperasi menjadi museum yang menyimpan benda-benda langka dari masa awal Islam.

Analisis radiokarbon membuktikan naskah ditulis selama periode antara 568 M sampai dengan 645 M, dengan akurasi 95,4 persen. Sementara, Nabi Muhammad diyakini telah hidup antara 570 M sampai 632 M. Hal itu menunjukkan bahwa naskah ditulis selama masa hidup Nabi.

Namun, klaim ini dibantah oleh para ulama dan arkeolog Arab. Mereka menyatakan, tinta merah yang digunakan untuk memisahkan antar bagian itu tidak digunakan selama era Nabi. Para arkeolog Saudi memperkirakan, naskah itu berasal dari masa Khalifah Utsman bin Affan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement