Rabu 29 Jul 2015 00:10 WIB

Di Milad MUI ke-40, Ini Harapan Walubi

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Agung Sasongko
Ketua MUI Din syamsuddin (tengah) berbicara dalam konfrensi pers di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI),Jakarta, Kamis (8/1).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Ketua MUI Din syamsuddin (tengah) berbicara dalam konfrensi pers di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI),Jakarta, Kamis (8/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Suhadi Sendjaja berharap kerukunan antar umat beragama bisa terus terjalin dalam bingkai NKRI. 

"Kami harap kerja sama ini terus merajut Indonesia menjadi jaya dengan keimanan masing-masing," kata Suhadi dalam Tasyakur Milad ke-40 Majelis Ulama Indonesia di Jakarta pada Senin (27/7) malam.

Suhadi menganggap umat Islam yang merupakan mayoritas di Indonesia menjadi kakak bagi para penganut Buddha. "Karena Islam itu besar maka harus mengayomi. Jadi seperti kakak dan adik," ujarnya.

Suhadi mencontohkan, ketika umat Buddha menghadapi isu Rohingya, MUI dengan sigap segera mengajak Walubi untuk memberi respons. Selain itu, MUI juga dengan sigap memberikan respons terkait isu di Tolikara, Papua. Hal ini, kata Suhadi, menunjukkan kepedulian umat Islam dalam mengayomi minoritas di Indonesia.

Suhadi mengaku kerukunan umat beragama di Indonesia mengalami banyak perubahan. "Saya sudah aktif di komunitas Buddha sejak 70-an. Masuk dalam komunitas muslim itu rasanya saat itu sangat menakutkan," ujar Suhadi yang langsung disambut tawa hadirin.

Ketakutan itu kini sirna. Suhadi bahkan mengaku kerap menyambangi MUI untuk berdiskusi soal kerukunan umat beragama. "Saya berterima kasih hidup dalam negara yang memiliki situasi keagamaan yang sangat baik," ujar Suhadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement