Selasa 28 Jul 2015 22:33 WIB
Muktamar Muhammadiyah

Din: Dakwah Pencerahan Ciri Khas Muhammadiyah

Rep: Hannan Putra/ Red: Indah Wulandari
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PP Muhammadiyah menegaskan Muktamar Muhammadiyah ke-47 akan membawa sebuah perubahan bagi dakwah di Indonesia.

“Visi keislaman Muhammadiyah itu adalah Islam berkemajuan. Penjelmaannya dalam kehidupan nyata adalah bentuk dakwah pencerahan. Dakwah pencerahan ini adalah ciri khas dakwah Muhammadiyah,” tegas Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Din Syamsuddin, Selasa (28/7).

Predikat atau identitas dakwah Muhammadiyah, menurutnya, sudah lama menggunakan istilah tanwir (pencerahan). Yaitu, dakwah yang berujung pada tercerahkannya masyarakat melalui pembebasan, pemberdayaan, dan pemajuan. Ini berpangkal kepada wawasan atau visi keislaman yang disebut istilah berkemajuan yang menjadi pikiran besar Muhammadiyah.

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini menegaskan, muktamar kali ini memiliki arti penting bagi Muhammadiyah sendiri. Lantaran ini adalah muktamar setelah Muhammadiyah memasuki abad kedua pada tahun 2012 yang lalu.

“Tentu Muhammadiyah memerlukan evaluasi dan revitalisasi, dari gerakan dakwahnya selama satu abad yang lalu. Terutama jika dikaitkan dengan dinamika zaman,” kata Din.

Ia menyadari bahwa ada tantangan global baik dengan segera adanya masyarakat ekonomi ASEAN dan juga kebangkitan Asia Timur dimana Indonesia berada. Hal ini menuntut Indonesia merespon berlipat dalam proses itu dan bisa menjadi salah satu pemain kunci dalam perubahan kawasan.

“Diharapkan juga muktamar ini menjadi momen penting bagi bangsa Indonesia untuk adanya konsolidasi dari masyarakatnya, seperti yang dilakukan Muhammadiyah,” kata Din.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement