REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah mendatangi kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai NasDem, di Gondangdia, Jakarta Pusat, Selasa (28/7) menjelang pelaksanaan Muktamar Ke-47 PP Muhammadiyah.
Rombongan yang dipimpin Ketua Steering Committee Muktamar Muhammadiyah Haedar Nashir ini disambut langsung Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh beserta Sekjen NasDem Patrice Rio Capella.
Haedar mengatakan, kedatangannya untuk menyampaikan kepada Surya Paloh soal agenda Muktamar ke-47 Muhammadiyah yang akan berlangsung tanggal 3 -7 Agustus 2015 nanti di Makassar.
Ia menyampaikan, garis besar agenda Muktamar yang sejalan dengan apa yang disuarakan dan menjadi pemikiran dasar Partai NasDem.
"Kami menyampaikan bahwa kami akan menyelenggarakan Muktamar tanggal 3 sampai 7 Agustus nanti. Agenda muktamar kami kebetulan concern pada gerakan pencerahan. Agenda ini menurut kami sejalan dengan apa yang disuarakan Partai NasDem selama ini," kata Haedar.
Menurut dia, kunjungan ke NasDem bukan khusus untuk partai NasDem, melainkan silaturahim dengan tokoh bangsa, Surya Paloh yang juga pimpinan Media Group.
Selain mengunjungi Surya Paloh di DPP NasDem, rombongan Muhammadiyah juga bersilaturahim dengan Ketua Partai Perindo yang juga CEO MNC Group, Harry Tanoesoedibjo.
Kunjungan ke kantor Partai Nasdem tersebut disambut baik Surya Paloh, bahkan Surya menyatakan dukungannya untuk pelaksanaan Muktamar.
"Atas nama DPP NasDem saya menerima kunjungan persahabatan ini dengan besar hati dan sukacita. Bahwa Muhammadiyah yang akan melakukan Muktamar dan tentu muktamar ini diharapkan dapat memberikan kontribusi guna memantapkan konstitusi kita," kata Surya.
Sedianya, kedatangan jajaran petinggi Muhammadiyah dipimpin Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin. Namun tiba-tiba, Din berhalangan hadir dan sudah menyampaikan langsung ketidakhadirannya kepada Surya Paloh.
Ia menegaskan visi misi antara PP Muhammadiyah dengan DPP Partai NasdDem sudah sejalan.
Oleh karena itu, Surya berharap agar kedua lembaga tersebut dapat saling mengisi agar menjadi kekuatan moral bangsa Indonesia.
"Tadi sudah lihat temanya mengenai pencerahan, ini sudah tidak beda titik dan koma. Sedang adanya demoralisasi pada bangsa ini, bagaimana membangun kembalinya moralitas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," jelasnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
