Ahad 19 Jul 2015 17:49 WIB

Ini Rintangan Para Pemantau Hilal di Pulau Karya (1)

Rep: c25/ Red: Damanhuri Zuhri
Rukyatul hilal
Foto: Antara/Saiful Bahri
Rukyatul hilal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepenggal cerita tentang orang-orang yang beberapa waktu yang lalu bertugas melakukan pemantauan hilal di Pulau Karya, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

Menjadi seorang pemantau hilal bukanlah tugas yang sederhana, sebab, munculnya hilal akan menjadi panduan bagi umat Muslim, untuk menentukan kalender Islam atau yang biasa disebut Hijriah.

Tugas tersebut semakin berat, manakala pemantauan atau yang biasa disebut rukyatul hilal, dilakukan di tempat yang tak biasa, seperti di atas gedung maupun di pusat observasi bulan.

Pulau Karya, menjadi salah satu lokasi pemantauan hilal di DKI Jakarta, yang lokasinya berada di tempat yang tak biasa, dan tentu menyimpan cukup banyak tantangan bagi para pemantau hilal.

Pulau yang merupakan bagian dari Kepulauan Seribu itu sendiri, dipilih lantaran berada di posisi yang cukup baik, dengan sudut pandang ke bagian barat yang tidak terhalang oleh bangunan dan sebagainya.

Pulau Karya juga dipilih lantaran pulau tersebut memang bukan tujuan wisata favorit, yang juga tidak memiliki begitu banyak penghuni yang tinggal di dalamnya, seperti kebanyakan pulau yang berada di Kepulauan Seribu.

Setidaknya, dua hal tersebut yang menjadi alasan terkuat, yang disampaikan para anggota Tim Falakiyah Jakarta Islamic Center (JIC), yang bertugas melakukan rukyatul hilal di sana tahun ini.

Sebelum menuju ke lokasi di Pulau Karya, tim terlebih dulu harus menyeberangi laut dari Jakarta menuju Pulau Pramuka, untuk melakukan koordinasi dan mempersiapkan alat, yang akan dipergunakan dan dibawa ke lokasi rukyatul hilal.

Kordinasi dan persiapan sendiri, dilakukan di pulau lain lantaran lokasi pemantauan di Pulau Karya, masih merupakan alam bebas yang belum banyak dilakukan pembangunan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement