Rabu 08 Jul 2015 09:24 WIB

Kiai Hasyim Minta Nahdliyin Doakan Muktamar NU Kembali ke Khittah

KH Hasyim Muzadi
KH Hasyim Muzadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rois Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Hasyim Muzadi mengimbau nahdliyin agar pada masa 10 hari Ramadhan terakhir ini memperbanyak ibadah dan mendoakan agar pelaksanaan Muktamar NU di Jombang 1-5 Agustus nanti kembali ke khittah NU.

“Ya istilahnya sekaligus tirakat meningkatkan amaliah ubudiyah, dan berdoa agar NU ini selamat di tengah ancaman dan tantangan yang ada sekarang ini. Mumpung ini juga masih bulan Ramadhan. Insya Allah istajabah doa kita semua,” ungkap Kiai Hasyim, Rabu (8/7).

 Ajakan ini, menurutnya untuk menyikapi kondisi NU yang rawan. “Dan untuk mengatasi kerawanan itu, selain ikhtiar kita lakukan, sangat bergantung pada ma’unah (pertolongan) Allah SWT,” papar anggota Dewan Pertimbangan Presiden ini.

Kerawanan yang dimaksudnya terkait ancaman pembelokan azas dan akidah Islam Ahlussunah Waljamaah (Aswaja) dari berbagai penjuru dan upaya pembelokan NU dari khittah ideologisnya justru dari kalangan dalam NU sendiri.

“Para muassis NU, seperti Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari dan KH Wahab Hasbullah tegas mendirikan jam’iyyah NU untuk mengembangkan Islam Aswaja, bukan ahlu yang lain-lain. Lah sekarang ini kok dikembangkan paham selain Aswaja an-nahdhiyyah di NU dan bahkan malah menyimpanginya,” tutur mantan Ketua Umum PBNU dua periode itu.

Menurutnya, fenomena ini kalau hanya dilihat dengan kacamata lahiriah barangkali tidak akan tampak. Sehingga diperlukan ketajaman mata batin untuk menganalisa keadaan secara lebih jeli.

Monggo poro kiai sedoyo sami mersani secara batiniah kanthi waskito. (Mari para kiai semua sama-sama melihat dengan batin secara waspada). Insya Allah akan terbuka semuanya dan kita sampai pada titik kesadaran bahwa kondisinya sudah seperti ini,” harapnya.

Kiai Hasyim menambahkan, Muktamar NU sebatas akan menjadi wasilah (perantara) apakah kondisi NU akan menjadi lebih baik atau malah sebaliknya.

“Kalau prosesnya saja sudah mengindikasikan hal yang kurang baik, maka perlu dikhawatirkan natijah (hasilnya), juga kurang baik. Maka kita perlu berijtihad dan berikhtiar agar Muktamar berjalan baik dengan hasilnya yang baik pula, termasuk lahirnya pemimpin NU yang sholih (baik) secara perilaku organisasi maupun secara akidah, keilmuan, serta pengayoman kepada umat,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement