Selasa 07 Jul 2015 15:01 WIB

Persis: Jihad Ekonomi tak Bisa Ditunda Lagi

Ketua Persis, Ustaz Maman Abdurahman
Foto: ROL
Ketua Persis, Ustaz Maman Abdurahman

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua PP Persatuan Islam (Persis) Prof Dr H Maman Abdurahman menyatakan jihad ekonomi di negeri ini tidak bisa ditunda lagi agar bisa segera terbebas dari ketidakberdayaan dan keterpurukan ekonomi.

"Jihad ekonomi modern sangat mendesak untuk mendorong kesejahteraan rakyat, pengertian jihad ekonomi yang sebenarnya sederhana namun kenapa tak dikerjakan juga," kata Maman Abdurahman pada kuliah umum dan pembukaan pelatihan perbankan syariah di STAI Persis Kabupaten Bandung, Selasa (7/7).

Secara lugas, Ketua PP Persis itu menyatakan keprihatinannya terhadap perekonomian yang cenderung terkekang dan dikendalikan oleh kelompok besar yang sebenarnya bisa diantisipasi oleh kekuatan ekonomi masyarakat Indonesia. Pihaknya mendorong pemerintah untuk menetapkan kebijakan ekonomi yang tegas dan jelas untuk kesejahteraan rakyat.

Menurut dia pemerintah bisa melakukan terobosan untuk bisa melepaskan diri dari berbagai tekanan dan bersama-sama rakyat berjuang untuk perekonomian modern Indonesia yang pas dan sesuai dengan karakter bangsa.

"Saat ini ekonomi kita masih mendapat tekanan, itu harus secara lugas dicari akar nya dan kebijakan pemerintah sangat ditunggu agar bisa segera terlepas dari penjajahan perekonomian yang terjadi saat ini," kata Maman Abdurahman.

Pada kesempatan itu, Ketua Umum PP Persis itu menyerukan agar langkah antisipasi pemerintah dilakukan maksimal. Ia mengingatkan agar penanganan pangan rakyat dilakukan fokus dan menyeluruh sehingga tidak terjadi krisis pangan yang bisa menimbulkan berbagai dampak sosial.

"Jangan sampai kemiskinan rakyat ini hanya jadi komoditas para politisi, jangan jadi jualan para politikus," katanya.

Di sisi lain ia juga mengkritisi bantuan modal dan stimulan pemerintah agar tidak mendorong masyarakat menjadi komersial. Ia menyambut baik berbagai skema bantuan permodalan dari pemerintah, namun belakangan ada kecenderungan bantuan itu mendorong komersialisme di masyarakat.

"Perlu ada evaluasi terkait bantuan permodalan itu, jangan sampai menjebak masyarakat ke dalam komersialisme. Permodalan itu harus dipastikan mendorong secara produktif," katanya.

Pada kesempatan itu, ia menyeru kepada masyarakat untuk mengetahui dan memanfaatkan lembaga keuangan Islam dalam hal ini perbankan syariah sehingga menjadi kekuatan bagi kemajuan ekonomi bangsa ke depan.

"Perbankan syariah tidak ada keraguan lagi untuk menjadi salah satu faktor kemajuan ekonomi Indonesia ke depan. Diharapkan masyarakat memanfaatkan secara aktif lembaga keuangan Islam yang ada," kata Maman Abdurahman menambahkan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement