Selasa 07 Jul 2015 10:15 WIB

Wajah Islam Indonesia Jadi Bahasan PBB

Umat Islam merayakan Isra Miraj yang digelar Majelis Dzikir Nurussalam di Lapangan Monas, Sabtu (25/5) malam.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Umat Islam merayakan Isra Miraj yang digelar Majelis Dzikir Nurussalam di Lapangan Monas, Sabtu (25/5) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Untuk pertama kalinya, wajah Muslim Indonesia yang moderat menjadi topik diskusi antara para pemuka agama, pengamat, diplomat, serta tokoh masyarakat di kantor pusat Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York. Diskusi yang diprakarsai Perwakilan Tetap Republik Indonesia di PBB, Nusantara Foundation dan Dompet Dhuafa ini mengangkat tema Islam Nusantara. Islam Nusantara dijadikan contoh bagi negara-negara dunia untuk menunjukkan keragaman, toleransi, dan demokrasi.

Salah seorang pembicaranya adalah Dr. James B. Hoesterey dari Universitas Emory di Atlanta, Georgia. “Sebagai seorang antropolog yang sudah lama melakukan penelitian di Indonesia, saya senang bahwa dunia luar dan wakil-wakil serta duta besar dari negara masing-masing dapat mendengarkan sedikit lebih dalam mengenai Islam di Indonesia yang mungkin tidak sama dengan Islam di negara mereka, misalkan Arab Saudi," ujarnya. "Kalau kita lihat ke depan, mungkin Indonesia bisa menjadi contoh.”

Dr. Chiara Formichi, pakar sejarah Islam di Indonesia, dari Universitas Cornell di Ithaca, New York juga terlibat dalam diskusi tersebut. Ia mengatakan kepada VOA banyak pelajaran yang bisa dipetik dari Indonesia.

“Gagasan Islam Nusantara sangat erat dengan budaya dan sejarah Indonesia. Saya tidak tahu bisa diterapkan di negara lain atau tidak tetapi yang jelas bisa menjadi contoh untuk mengerti mengapa seseorang memeluk Islam," katanya. "Ada banyak cara untuk memahami Islam dan banyak cara untuk berinteraksi dengan non Muslim. Muslim disana juga punya banyak pengalaman berbeda. Jadi ada banyak pelajaran yang bisa dipetik.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement