Sabtu 04 Jul 2015 05:26 WIB

Muslim Inggris: Kelompok Anti-Islam Uji Kesabaran Kami

Rep: Bambang Noroyono / Red: Karta Raharja Ucu
Demo mengutuk pembuatan kartun Nabi Muhammad
Foto: Al Arabiya
Demo mengutuk pembuatan kartun Nabi Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Forum Masyarakat Muslim di Inggris (MSF) mengutuk aksi rencana kampanye anti-Islam, dan pameran kartun Nabi Muhammad saw di sejumlah negara Eropa. Ketua MSF, Azad Ali, aksi yang direncanakan September dan berpusat Kota London, Inggris itu, punya niat memupuk permusuhan antarpemeluk agama di seluruh dunia.

Ia mengatakan, aksi yang dimotori kelompok anti-Islam di Inggris itu, kegiatan tersebut menguji kesabaran dan toleransi umat Islam seluruh dunia. "Mereka (kelompok anti-Islam) terus mendorong kami (kelompok Muslim Inggris) keluar batas. Menguji kesabaran, dengan mencari kebenaran untuk selalu mengutuk Islam," kata Ali, kepada Aljazirah, Jumat (3/7).

Organisasi Anti Muslim Inggris (SW UK) berencana melakukan kampanye anti-Islam pada September mendatang di London. Salah satu kegiatannya adalah melakukan aksi orasi dan pameran kartun Nabi Muhammad saw yang disponsori politikus dari garis kanan Belanda, Geert Wilders. Aksi tersebut, dikatakan kelompok itu, sebagai aksi bebas menilai yang merupakan bagian dari kebebasan berekspresi.

Peneliti di Pusat Studi Muslim-Kristen Universitas Georgetown di Washington Amerika Serikat (AS), Jordan Denari menilai aksi kampanye anti-Islam di sejumlah negara-negara Eropa adalah reaksi ketakutan masyarakat yang tak mengenal Islam dengan alasan kebebasan berekspresi dan berbicara.

Akan tetapi, dikatakan dia, yang selama ini disajikan kelompok penyanjung kebebasan ekspresi dan berbicara itu, tak menyajikan sosok Islam bersama Muhammad dengan citra yang beragam. Contohnya kata dia, soal aksi Wilders yang baru-baru ini menggelar kompetisi melukis Nabi Muhammad saw.

Menurutnya, setiap lukisan yang tersajikan selalu bernada negatif. "Gambar-gambar itu bermain pada pencitraan Muhammad dan Islam yang semuanya buruk dan negatif. Penuh kekerasan, menyimpang, dan tidak toleran," kata Denari.

Padahal, jika aksi tersebut bermaksud menjunjung kebebasan berekspresi dan berbicara, terlalu banyak ruang yang kontradiktif dengan semua yang ditampilkan oleh kelompok-kelompok anti-Islam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement