Jumat 03 Jul 2015 16:09 WIB

Din: Jangan Maknai Nuzulul Quran Sebagai Seremonial

Rep: c38/ Red: Agung Sasongko
Ketum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin memberikan sambutannya usai penandatanganan nota kesepahaman bersama di gedung PP Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (16/11).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ketum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin memberikan sambutannya usai penandatanganan nota kesepahaman bersama di gedung PP Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (16/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Malam ini, umat Islam akan menyambut satu malam istimewa pada bulan Ramadhan. Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, mengingatkan supaya masyarakat tidak sekadar memaknai nuzulul Quran sebagai acara seremonial.

“Nuzulul Quran itu sejatinya peringatan bagi kita untuk mengamalkan nilai-nilai Alquran dalam kehidupan nyata,” kata Din Syamsuddin kepada ROL, Jumat (3/7).

Menurut Din, tidak ada amalan spesifik yang dilakukan Rasulullah pada malam nuzulul Quran. Pada masa Rasulullah juga tidak ada peringatan nuzulul Quran. Akan tetapi, tambahnya, apa yang dilakukan umat ini merupakan sesuatu yang positif.

Menjelang malam nuzulul Quran, biasanya takmir-takmir masjid, ormas, atau pondok pesantren telah menyiapkan serangkaian acara-acara peringatan. Bagi sebagian masyarakat, nuzulul Quran menjadi sarana tepat untuk menyadarkan diri akan pentingnya Alquran.

Ketua Umum MUI ini mengimbau, nuzulul Quran hendaknya tidak menjadi peringatan yang bersifat seremonial belaka. Nuzulul Quran harus dilanjutkan upaya untuk memahami dan mengamalkan kandungan Alquran.

“Alquran harus dipahami dan diamalkan untuk membangun kebudayaan dan peradaban Islam di tengah kehidupan sehari-hari,” kata Din.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement