Rabu 03 Jun 2015 10:10 WIB

Gerakan Ayo Mondok Cegah Penyimpangan Sosial Anak Muda

Rep: c 83/ Red: Indah Wulandari
 Jokowi menunaikan shalat Tarawih di Masjid An-Najaah, kompleks Pondok Pesantren Al-Khairiyah, Cilegon, Banten, Selasa (1/7) malam.
Foto: Antara
Jokowi menunaikan shalat Tarawih di Masjid An-Najaah, kompleks Pondok Pesantren Al-Khairiyah, Cilegon, Banten, Selasa (1/7) malam.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-- Gerakan Ayo Mondok yang diinisiasi oleh Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) atau Asosiasi Pesantren Nahdatul Ulama sebagai kontribusi dalam pembentukan karakter anak bangsa.

"Ide awalnya pada 2010, saat muktamar muncul jargon kembali ke pesantren. Kemudian kita melihat ada kecenderungan orang tidak ke pesantren dan ingin ke sekolah umum. Makanya, RMI merespon dengan mewujudkan gerakan seperti ini," ujar Sekjen Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI)  Miftah Faqih, Selasa (2/6).

Kegiatan anak muda di pesantren, menurutnya, sangat positif. Sehingga gerakan tersebut mengajak mereka agar tidak terjebak dalam perilaku penyimpangan sosial maupun ideologis.

Selain itu, Gerakan Ayo Mondok dimaksudkan agar masyarakat tidak salah memilih pondok pesantren untuk anaknya. Lantaran banyak ideologi radikal yang mengatasnamakan agama.  

“Gerakan Ayo Mondok maka akan membuat pondok pesantren menjadi tempat pilihan utama bagi masyarakat untuk menyekolahkan anaknya. Selain itu, semakin banyaknya generasi muda yang mondok di pesantren, maka Indonesia tidak akan kehilangan regenerasi keulamaan,” harapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement