Sabtu 30 May 2015 13:45 WIB

Produsen Komoditas Halal Harus Perkuat Branding

Rep: c 38/ Red: Indah Wulandari
Produk Halal (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Produk Halal (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Produsen komoditas halal harus memperkuat citra branding agar lebih dilirik konsumen.

“Orang-orang sering salah paham. Brand itu bukan merek, bukan kaos, bukan logo, bukan juga spanduk. Brand adalah ikatan emosi antara produk Anda dengan konsumen di mana titik kritisnya terletak seberapa Anda bisa menciptakan nilai,” ujar pakar branding nasional Subiakto Priosoedarsono dalam acara Kopdar Indonesia Halal Center di Jakarta Selatan, Sabtu (30/5).

Ia mencontohkan, untuk membeli secangkir kopi Starbuck, konsumen rela merogoh kocek hingga puluhan ribu rupiah tanpa menawar.

Menurut Subiakto, itulah yang dimaksud dengan brand. Konsumen yang masuk ke Starbuck mendapatkan nilai emosional berupa gengsi dan lifestyle. Sama seperti ketika orang memakai jam tangan Rolex, dia seolah mendapatkan kesuksesan.

Maka, Subiakto berharap UKM produk halal harus belajar. “Kalau produk kita tidak laku, yang salah bukan konsumen. Tapi, mengapa UKM-UKM produk halal tidak bisa menciptakan gengsi dan lifestyle. Konsumen industri produk halal di Indonesia sangat luas,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement