Rabu 27 May 2015 10:41 WIB

Komisi VIII: Aung San Suu Kyi tak Layak Dapat Nobel Perdamaian

Rep: c30/ Red: Agung Sasongko
Pemimpin oposisi Myanmar, Aung San Suu Kyi.
Foto: Reuters
Pemimpin oposisi Myanmar, Aung San Suu Kyi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Pesantren yang siap untuk menampung Muslim Rohingya harus mempersiapkan terlebuh dahulu mekanismenya.  “Misalnya di daerah mana yang siap menerima, itu harus didata berapa daya tampungnya,” ujar Saleh Partaonan Komisi VIII DPR RI Rabu (27/5).

Saleh menjelaskan, pertama didata terlebih dulu pesantren apa dan di mana yang siap. Kedua, harus didata berapa daya tampung masing-masing pesantren. Ketiga, berapa orang yang dapat pesantren kelola. Terakhir, setelah semua data tercatat secara resmi maka tetap harus ada supervisi dari pemerintah.

“Pemerintah menyepakati memberikan bantuan, artinya pemerintah tetap tidak bisa lepas tangan begitu saja meskipun beberapa dari korban Rohingya di tampung di pesantren,” ujar Saleh  

Menurut Saleh, ini sudah bagus sekali ada pesantren-pesantren yang membuka tangannya lebar-lebar untuk menyediakan tempat-tempat membantu muslim Rohingya. Hanya perlu dukungan dari pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pokok pengungsi tersebut.  Dan juga, menurut Saleh belum tentu pemerintah memiliki kapasitas daya tampung yang besar untuk muslim Rohingya yang berjumlah 1.200 orang.

Saleh berharap pemerintah segera mengadakan pertemuan besar dengan negara-negara Asia. Pertemuan tersebut dimaksudkan untuk menekan Myanmar segera menyelesaikan konflik internalnya. sehingga warga Rohingya dapat kembali menjadi bagian dari Myanmar.

Saleh juga sempat menyampaikan kekecewaanya pada peraih nobel perdamaian dunia, Aung San Suu kyi. Menurutnya, tindakan Aung San Kuu kyi yang hanya diam perlu dipertanyakan kenapa bisa mendapatkan nobel tersebut.

“Saya kecewa dengan Aung San Kuu kyi yang menerima novel perdamaian, saya kira dia tidak layak menerima nobel tersebut,” ujar Saleh mengungkapkan kekecewaannya.

Menurutnya, jika Aung San Kuu kyi tidak bisa menghentikan kekerasan dan membuatnya kembali perdamaian antarumat beragama, buat apa mendapat penghargaan tersebut. Dan bukankah menurut Saleh, Agama Budha merupakan agama yang selama ini terkenal dengan perdamaiannya. Sebagai agama yang cinta damai kepada siapapun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement