Selasa 26 May 2015 07:58 WIB

Konvensi Islam di Amerika Serikat untuk Mengenal Nabi Muhammad

Rep: C30/ Red: Erik Purnama Putra
Direktur jaringan perumahan transisi relief AS untuk perempuan Malika MacDonald.
Foto: Baltimore Sun
Direktur jaringan perumahan transisi relief AS untuk perempuan Malika MacDonald.

REPUBLIKA.CO.ID, BALTIMORE – Konvensi yang bertemakan sosok Nabi Muhammad SAW, dibuat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan orang-orang tentang kenapa muslim amat geram apabila Nabi Muhammad mereka diolok-olok.

Selain itu, juga untuk menghilangkan kesalah pahaman tentang islam dan Nabi Muhammad SAW yang begitu dicintai umat Muslim, konvensi tersebut  digelar juga untuk menawarkan bantuan dan dukungan kepada keluarga lanjut usia dan tunawisma.

“Kami melakukan ini karena kami Muslim, kami ingin menghilangkan mitos kesalapahaman non muslim tentang Nabi Muhammad SAW,” kata Presiden Muslim Pelayanan Sosial Badan Baltimore (MSSA) Karim Amin dilansir dari OnIslam pada Selasa (26/5).

MSSA bekerjasama dengan ICNA atau jaringan perumahan transisi relief AS untuk perempuan, acara konvensi Islam ini juga didukung oleh direktur nasional Malika MacDonald. MacDonald memutuskan untuk terus membantu karena teringat pada sebuah kisah keluarga tunawisma. 

Dia bertemu degan seorang gadis empat tahun saat membagi-bagikan tas sumbangan. Gadis itu menjerit bahagia saat membuka tasnya berisi sikat gigi pertamanya.

“Teriakan gadis lecil itu membuka mata saya, bahwa mereka amat membutuhkan bantuan dalam bentuk apapun,” ujar MacDonald yang harus segera kembali berkeliling untuk melanjutkan gerakan amalnya.

Konvensi ini berjalan dari tanggal 23-25 Mei 2015 di Convention Center Baltimore.

Dengan adanya konvensi tersebut, Amin berharap supaya masyarakat non-Muslim Amerika agar mau memahami sosok Nabi Muhammad SAW dimata umat Muslim. Tema itu dibuat dan berfokus ada sosok Nabi Muhammad SAW karena menanggapi serangan Charlie Hebdo pada Januari lalu di Paris yang menewaskan 12 orang dan memicu perdebatan global tentang kebebasan berekspresi.

“Kami ditanya, mengapa Muslim merasa marah ketka seseorang mengolok-olok Nabi?” ujar Presiden ICNA Baiq.

Maka melalui konvensi yang terbuka untuk umum itu, Baig berharap adapat menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka tentang siapa Nabi umat Muslim yang begitu dicintai dan tidak rela bila Nabinya menjadi bahan becandaan.

“Kita akan memperlihatkan sosok Muhammad, bagaimana keimanan dan komitmennya pada Allah, serta sikap sosialnya pada masyarakat muslim dan nonmuslim,” ujar Baig.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement