Senin 25 May 2015 13:20 WIB

Penting Bagi Anak Diajari Baca dan Tulis Arab

Rep: c38/ Red: Agung Sasongko
Sejumlah karya kaligrafi.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Sejumlah karya kaligrafi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Agama, Abdul Rahman Mas’ud menjelaskan, adanya desain kaos bergambar kaligrafi yang dibuat non-Muslim ini harus menjadi sarana introspeksi bagi umat Islam.

"Kaligrafi atau khat itu kan seni keindahan menulis Arab, bagian dari tradisi dalam khazanah Arab. Saya kira boleh saja, yang tidak boleh itu kalau isinya disalahgunakan," ujar Abdul Rahman kepada ROL, Senin (25/5).

Umat Islam yang tidak bisa membaca kaligrafi, mungkin akan terkecoh melihat kaos tersebut. Kaos-kaos bergambar kaligrafi 'Abana' atau 'Bapa Kami' yang dibuat kalangan non-Muslim ditemukan di Yogyakarta.

Meski, kaligrafi-kaligrafi semacam ini sebenarnya sudah cukup lama beredar. Salah satu seminari di Yogyakarta juga memajang hiasan dinding berupa kaligrafi ayat-ayat dalam Alkitab.

Abdul Rahman menambahkan, masalah ini cukup sensitif dan harus hati-hati agar tidak menjebak. Peristiwa ini sekaligus menjadi sarana introspeksi bagi umat Islam agar memperkaya diri dan tidak melupakan aksara Arab.

"Makanya, sejak kecil anak-anak penting diajari membaca dan menulis Arab. Kalau tidak, umat Islam akan tertipu. Kita harus terus belajar, karena jangankan kaligrafi, yang belum bisa menulis huruf Arab dengan baik saja masih banyak," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement