Senin 25 May 2015 11:08 WIB

Kaligrafer: Waspadai dalam Memilih Kaligrafi

Rep: c28/ Red: Agung Sasongko
Pedagang menata hiasan kaligrafi dinding yang dijajakan di pinggir jalan Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis (9/4).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Pedagang menata hiasan kaligrafi dinding yang dijajakan di pinggir jalan Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis (9/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kaligrafer Niam Masykuri mengatakan, hati-hati dalam memajang tulisan kaligrafi di dinding rumah maupun masjid atau mushala. Lantaran kaligrafi yang beredar di kalangan masyarakat mungkin tidak bersumber dari Alquran dan hadits.

“Boleh jadi kaligrafi tersebut dari sumberlain atau tulisan Arab yang bermakna tidak baik.” katanya saat di hubungi ROL, Ahad (25/5).

Baca Juga

Menurut Niam, sejak dulu beredar kaligrafi yang nyatanya tidak bersumber dari Alquran dan Hadist. Karena itu, kepada seluruh kaligrafer, agar menyertakan sumber kaligrafi tersebut dari mana asalnya, seperti, Alquran, Hadits, atau kata mutiara dan hikmah filosof.

“Agar penjual kaligrafi memberitahu kepada masyarakat bahwa kaligrafi ini, dari Alquran, Hadits, atau kata-kata hikmah.” Jelas Niam yang juga pengajar kaligrafi di Lembaga Kaligrafi Alquran (Lemka), Ciputat, Tangerang Selatan.

Niam mengakui, sebagian umat Islam hanya mengetahui kaligrafi sekedar indahnya saja tanpa mengetahui makna sesungguhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement