Sabtu 23 May 2015 20:25 WIB

PPPA Daqu Bantu Ponpes Bangun MCK

Santri Ponpes Hidayatul Mubtadi gotong royong membangun tempat MCK dari hasil bantuan PPPA Daqu.
Foto: PPPA Daqu.
Santri Ponpes Hidayatul Mubtadi gotong royong membangun tempat MCK dari hasil bantuan PPPA Daqu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bukan satu atau dua santri, tapi puluhan santri yang sibuk bergerak ke sana kemari. Tidak hanya laki-laki, tapi juga santri perempuan. Dengan gesit meringankan kedua tangan mereka untuk membawa ini dan itu. Berat, tentu saja, para santri memindahkan pasir, batu dan semen yang jumlahnya tidak sedikit.

Hanya sebuah gerobak beroda tiga buatan sendiri, karung dan beberapa ember berukuran kecil yang menjadi alat bantuan membawa itu semua. Satu sama lainnya saling membantu meringankan beban yang dibawa teman sejawatnya.

Tak hanya itu, puluhan santri laki-laki pun tak ragu dan tak mengeluh berlelah-lelah membuat tempat mck (mandi cuci kakus) dari nol. Bahkan, bata-bata yang digunakan pun hasil buah tangan mereka sendiri.

''Ada yang membantu saja sudah Alhamdulillah, jadi kami pun tak mempermasalahkannya. Lagi pula, mck ini juga dipakai oleh kami," ujar salah satu santri Ponpes Hidayatul Mubtadi, Asep (22), dalam rilis PPPA Daqu yang diterima Republika Online.

Para santri di pondok pesantren ini berbeda dari santri pondok pesantren di keramaian tengah kota. Seluruh santri yang berjumlah sekitar 50 santri ini berasal dari keluarga tani maupun buruh. Tak sedikit dari mereka yang putus sekolah.

''Bahkan, tak banyak dari mereka yang lulus pendidikan menengah,'' kata Media Officer PPPA Daqu, Hilyatun Nishlah, dalam rilisnya. ''Tapi, ada pula yang masih duduk di bangku SD, MTS maupun MA.''

Santri Ponpes Hidayatul Mubtadi sudah lama mendambakan kehadiran tempat MCK yang nyaman. Pembina Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi, Ibnu Qasim, mengakui selama tujuh tahun ponpes itu berdiri, baru kali ini ada bantuan tanpa syarat apapun.

''Sebelumnya, para santri harus mengantri satu sama lain hanya untuk mandi dan bersuci. Mengingat, hanya dua kamar mandi yang tertutup dengan bilik untuk 20 lebih santri laki-laki,'' ujar Ibnu Qasim.

PPPA Daqu datang bersama programnya 'Benah Pesantren' dan menawarkan uluran tangan. ''Alhamdulillah, kami sangat bersyukur ada yang bersedia datang dan membantu pondok kami yang sederhana ini," kata salah satu santri perempuan, Siti Fatimah Zahroh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement