Senin 18 May 2015 14:25 WIB
Kontroversi nada membaca Alquran

Wali Songo pun Baca Alquran dengan Langgam Jawa?

Rep: C93/ Red: Erik Purnama Putra
Wakil Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta, Musni Umar.
Foto: Ist
Wakil Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta, Musni Umar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembacaan Alquran dengan menggunakan langgam Jawa dalam peringatan Isra Miraj di Istana Negara pada pekan lalu, menunai kontroversi. Wakil Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta, Musni Umar mengungkapkan, langgam apa pun dalam membaca Alquran boleh digunakan selama tidak merusak makhraz-nya.

Musni menyatakan, dengan bervariasinya lagam yang dilantunkan itu kan lebih bisa menarik masyarakat agar lebih tertarik dalam membaca Alquran. “Seperti yang dilakukan para Wali Songo. Cara mereka menggaet masyarakat yang beragama lain untuk masuk agama Islam dan mau membaca Alquran itu kan bermacam-macam dan biasanya dikolaborasikan dengan budaya lokal,” katanya kepada Republika, Senin (18/5).

 

Sebelumnya, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Maksum Machfoedz mengakatakan, sejak dulu langggam lantunan ayat suci sering disesuaikan dengan lagu dan tata cara ritual lokal. Dan, itu masih diperbolehkan.

Sebab, itu juga yang diterapkan para pendahulu dalam menyiarkan agama islam. “Bahkan pola syiar seperti itu yang menyebabkan suksesnya islamisasi dibandingkan cara agama lain yang gagal total,” kata dia.

 

Seperti diketahui, dalam sebuah acara, stasiun televisi negara menayangkan qari membaca Alquran dengan langgam Jawa. Tampak Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin serius mendengarkan cara qari membacakan surat An-Najm ayat  1-15.

 

Menang memaparkan Kekayaan langgam bacaan Alquran uran khas Nusantara yang dimiliki bangsa Indonesia memperkaya khazanah qiraah kita. kita perlu menunjukan kepada dunia bahwa sesunguhnya kita memiliki kekayaan yang terkait dengan Alquran, tidak hanya pada iluminasi Alquran atau penulisannya tapi qiraah-nya juga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement