Senin 18 May 2015 08:20 WIB

Captain Jihad Membawa Roh Antiradikalisme Bagi Generasi Muslim

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Indah Wulandari
Pengamat Terorisme Nasir Abbas
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pengamat Terorisme Nasir Abbas

REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR -- Dewan Kreatif Rakyat (DKR) mengadakan pemutaran perdana di Bioskop Rakyat bertepatan dengan hari Isra Mi'raj.

Film Captain Jihad dan film musik tentang perdamaian One Love for All pun diputar di Pondok Pesantren Daarul Istiqomah, Cileungsi, Bogor, Jawa Barat pimpinan KH Aos Sutarya Firdaus.

“Film ini terasa sangat relevan karena langsung hadir di pesantren-pesantren dan basis-basis yang selama ini dijadikan sasaran perekrutan paham radikal,” kata Sekjen DKR Dedeh Kurniasih, akhir pekan lalu.

Kedua film tersebut, menurutnya, membawa pesan perdamaian yang sangat cocok dengan generasi muda pada saat ini. Bukan sekadar memamerkan gaya hidup hedonisme seperti kebanyakan film Hollywood.

Film Captain Jihad bercerita tentang kisah hidup mantan ketua Jamaah Islamiyah, yaitu Nazir Abbas. Nazir adalah guru dari dua teroris yang dianggap paling berbahaya, Noordin M Top dan Dr Azhari.

Nazir yang pernah berguru di Afghanistan ini akhirnya mengalami pencerahan dan menemukan makna Islam sejati ketika dia berada dalam penjara.

Selanjutnya, hingga kini dia menjadi pejuang perdamaian yang berdiri di garis paling depan untuk menangkal paham radikalisme.

Film karya sutradara Damien Dematra yang sudah meraih berbagai penghargaan internasional ini akan diputar di berbagai jaringan Bioskop Rakyat di seluruh Indonesia.

Sementara, One Love for All adalah film yang membawa pesan perdamaian bahwa meskipun manusia di berbagai belahan dunia terlihat berbeda, namun sesungguhnya kita semua bersaudara dan merupakan makhluk ciptaan Tuhan.

“Kita semua berbagi hal mendasar yang sama yaitu sama-sama memiliki perasaan dan menginginkan perdamaian dan cinta kasih,” ujar Dedeh.

Film ini menampilkan Natasha Dematra yang baru saja terpilih sebagai peraih Bronze Awards dari Global Music Awards sebagai penyanyi wanita terbaik dalam kiprahnya di film ini. Film ini sendiri dibuat dengan syuting di lima benua dari tahun 2012-2015.

Penasehat DKR Lily Wahid mengatakan, bioskop rakyat bukan hanya memutar film-film berkualitas dan inspiratif,  tapi juga memberdayakan para pemuda menjadi pelaku industri kreatif yang juga memperjuangan perdamaian. 

“Kemudian mengembalikan film dalam posisinya yang sebenarnya sebagai pembentuk budi pekerti bangsa dan tidak boleh hanya dikuasai oleh kepentingan segelintir pemegang modal untuk keuntungan finasial semata,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement