Rabu 06 May 2015 02:05 WIB

AS Tekan PBB Soal Bahaya Senjata Kimia di Suriah

Rep: c23/ Red: Agung Sasongko
Jasad korban serangan senjata kimia di Ghouta, Suriah, Rabu (21/8).
Foto: AP/Shaam News Network
Jasad korban serangan senjata kimia di Ghouta, Suriah, Rabu (21/8).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) menginginkan tim penyelidik PBB menentukan siapa yang harus disalahkan terkait serangan senjata kimia di Suriah. Tekanan itu dilakukan AS dalam upaya membuka jalan bagi Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan terhadap mereka yang bertanggung jawab.

"Dewan Keamanan (PBB) harus menentukan siapa yang bertanggung jawab.  Ini penting dilakukan untuk keadilan rakyat Suriah dan mereka yang mereka yang berulang kali menggunakan senjata kimia di sana," kata seorang pejabat AS, seperti dilaporkan Reuters, Selasa (5/5).

Duta Besar PBB Vitaly Churkin mengatakan Rusia dan AS telah memberinya rancangan resolusi untuk Dewan Keamanan dalam sebuah proposal. Proposal itu Churkin kirim kembali ke Moskow untuk dipelajari. "Perlu bukti kuat sebelum Dewan Keamanan menindak mereka yang bertanggung jawab dan disalahkan atas serangan senjata kimia," kata Churkin.

Duta Besar PBB Cina Liu Jieyi mengatakan, dirinya sudah melihat proposal resolusi yang diajukan AS. "Kita tentu tegas menentang penggunaan senjata kimia. Dan Dewan Keamanan perlu mengambil tindakan terhadap hal ini," ujar Liu.

 

Sebelumnya, pasukan pemerintah Suriah dan oposisi membantah menngunakan senjata kimia klorin. Namun klorin pernah digunakan saat terjadi kericuhan di desa Sarmin, lalu menewaskan enam orang.

Klorin adalah gas yang bisa berubah menjadi asam klorida ketika terhirup, lalu masuk paru-paru. Efeknya paru-paru bisa tenggelam bahkan terbakar oleh reaksi gas tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement