Selasa 05 May 2015 10:24 WIB

Perbedaan Kesuksesan yang Diridhai dan Dimurkai Allah

 Tidak ada satu pun kesuksesan tanpa pertolongan Allah.
Foto: Republika/Tahta Aidilla/ca
Tidak ada satu pun kesuksesan tanpa pertolongan Allah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ada perbedaan antara kesuksesan yang dimurkai dan diridhai Allah. Lantas apa perbedaan itu?

“Siapakah orang yang benar-benar memperoleh kesuksesan yang hakiki? Orang-orang ini yaitu yang dalam bekerja mengorbankan dirinya, hasratnya, karena mengharapkan ridha Allah SWT. Orang seperti ini biasanya tidak menyukai cara-cara yang bertentangan dengan syariat dalam bekerja,” ujar Abdullah Hakam Shah LC, MA memberikan tausyiah di hadapan jamaah Kajian Lepas Kerja Senin Kamis di Masjid Agung Al Azhar, Selasa (5/5).

Misalnya, kata dia, ada jalan pintas untuk cepat kaya, tapi bertabrakan dengan ridha Allah maka dia menolaknya, dan memilih jalan lain yang diridhai AllahUstaz Hakam melanjutkan, tanda orang-orang yang sukses namun justru dimurkai oleh Allah ialah jika ada orang yang suka maksiat tetapi justru hidupnya sukses. “Jika kalian melihat Allah melimpahkan karunia nya kepada ahli maksiat, itulah istidraj, kesuksesan yang justru sebenarnya dimurkai oleh Allah,” ujarnya.

Kesuksesan yang hakiki letaknya bukan pada kekayaan dunia, tapi ridha Allah.  Karena tujuan utama dari hidup orang yang beriman ialah ridho Allah. Jika seandainya ada manfaat duniawi dari keistiqomahan kita seperti rezeki yang besar datang, itu adalah bonus dari Allah. Jika tidak ada, maka ridha Allah saja itu jauh lebih cukup buat kita.

 

Tidak bisa dipisahkan antara kerja dan Ibadah. Jika ada orang yang bekerja yang tidak sesuai dengan ibadah ini tidak sesuai dengan syariat. Begitu pula sebaliknya, jika ingin ibadah saja tidak kerja ini pemahaman yang tidak sesuai dengan Al Quran dan sunnah. Karena Allah sangat menyukai jika ada dari kita yang melakukan pekerjaan dengan sungguh-sungguh, dengan totalitas. Karena kerja itu niatnya untuk ibadah, dan tujuannya mencari ridha Allah SWT.

Kemudian Ustaz Hakam berbagi tips kepada para jamaah. “Kalau kita ingin mengukur kualitas keimanan kita, coba lihat dalam diri kita sendiri. Apakah kita meletakan ridha Allah di atas segala-galanya, atau justru kita menempatkan ridha Allah setelah ridha makhluk-Nya,” tutup beliau.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement