Ahad 03 May 2015 17:30 WIB

Muslim AS dan Indonesia Rintis Pembentukan Dewan Penasihat

Rep: c71/ Red: Bilal Ramadhan
Muslim di Amerika Serikat (AS)
Foto: islamtimes
Muslim di Amerika Serikat (AS)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah tokoh Muslim Amerika Serikat (AS) dan Indonesia sepakat untuk meningkatkan interaksi antarkomunitas Islam di kedua negara. Selain itu kedua pihak juga sepakat untuk mendorong lebih banyak upaya kerjasama di segala bidang antara lain pendidikan, kewirausahaan Islam, dan upaya-upaya peningkatan citra Islam di dunia melalui penanggulangan radikalisme.

Indonesia dan AS berencana membentuk Indonesia-US Muslim Advisory Council atau Dewan Penasihat Muslim AS dan Indonesia sebagai langkah strategis menjawab berbagai tantangan umat yang dihadapi dewasa ini.

Langkah tersebut diharapkan bisa menjadi wadah utama dalam melaksanakan komitmen kedua negara dalam mempromosikan Islam moderat yang rahmatan lil alamin. Islam sebagai agama yang memberikan rahmat bagi umat seluruh dunia dan Indonesia sebagai kiblat Islam moderat di dunia merupakan tema utama pada setiap kegiatan yang dilakukan delegasi Muslim AS di Jakarta. Selama lima hari dari 27 April hingga 1 Mei lalu, pesan tersebut bergaung.

“Pesan ini sangat penting terutama dalam situasi dan kondisi dunia dewasa ini, dimana Islam digunakan untuk pencapaian tujuan politik dengan cara-cara kekerasan” ujar Duta Besar RI untuk AS, Budi Bowoleksono melalui siaran pers yang diterima Republika, Ahad (3/5).

Program ini merupakan gagasan KBRI AS bersama dengan Kantor Utusan Khusus Kementerian Luar Negeri AS untuk Komunitas Muslim. Budi menyatakan, upaya yang selama ini dilakukan oleh berbagai elemen baik pemerintah maupun organisasi keislaman di Indonesia dalam menyuarakan Islam yang damai dan toleran ke seluruh dunia menghadapi tantangan besar.

“Berbagai aksi radikalisme dan ektrimisme yang kita saksikan dewasa ini tidak ada kaitannya dengan ajaran agama tertentu," kata Budi.

Oleh karena itu, delegasi muslim AS ke Indonesia yang terdiri dari berbagai kalangan baik unsur pemerintah, pemuda, pengusaha, tokoh media dan komunikasi serta akademisi memberi pesan kuat kepada masyarakat bahwa Islam di AS memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang di negara barat termasuk di AS.

“Persepsi bahwa Islam dan umat Islam di AS mengalami diskriminasi tidak sepenuhnya benar dan harus diluruskan. Bahkan 2 orang anggota Kongres AS yang beragama Islam merupakan anggota Kaukus Indonesia di Kongres AS," ujar Budi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement