Selasa 21 Apr 2015 15:09 WIB

Al Washliyah Kembali ke Shibghah Pendidikan

Rep: Hafidz Muftisany/ Red: Indah Wulandari
Al washliyah
Al washliyah

REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI -- Pengurus Besar (PB) Al Jam’iyatul Washliyah menggelar Muktamar XXI di Asrama Haji Pondok Gede, Bekasi dari Rabu (22/4) malam hingga Jumat (24/4).

PB Al Washliyah akan merumuskan perubahan AD/ART, program kerja lima tahun ke depan, rekomendasi dan pemilihan Ketua Umum PB Al Washliyah periode 2015-2020.

Sekretaris Steering Sommittee (SC) Muktamar XXI Al Washliyah, Masyhuril Khamis mengatakan, muktamar kali ini akan dihadiri 24 Pimpinan Wilayah (PW) Al Washliyah tingkat provinsi dan 200 Pimpinan Daerah (PD) tingkat kabupaten/kota.

"Muktamar akan dibuka oleh Menteri Agama RI dan dihadiri 850 peserta," ujar Masyhuril, Selasa (21/4).

Masyhuril menyebut salah satu agenda penting yang dibahas dalam muktamar adalah pendidikan. Al Washliyah yang fokus pada pendidikan, dakwah dan sosial merasa perlu mengevaluasi sistem pendidikan sesuai dengan tuntutan zaman.

"Kita ingin mengembalikan shibghah pendidikan Al Washliyah," tuturnya.

Menurutnya saat ini banyak siswa yang kurang mendapat porsi pendidikan karakter melalui agama. Masyhuril menyebut dulu alumni sekolah Al Washliyah selalu bisa membaca kitab kuning di samping ilmu-ilmu modern.

Siswa Al Washliyah, kata Masyhuril, tidak kesulitan untuk mengikuti seleksi perguruan tinggi Islam seperti Al Azhar, Mesir.

Ia melihat fenomena saat ini, muncul generasi bebas karena tidak memiliki ikatan sipritual. "Kami usulkan agar ada penambahan alokasi waktu untuk pelajaran agama di sekolah," paparnya.

Ia menambahkan dalam muktamar juga akan dibahas peningkatan kualitas tenaga pendidik di lembaga pendidikan Al Washliyah yang mencapai 1.200 dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.

Guna meningkatkan kualitas pengajar, Muktamar akan merumuskan standar gaji para guru Al Washliyah. "Guru Al Washliyah itu semangatnya dakwah digaji setahun sekali lewat panen masyarakat," kata Masyhuril.

Masyhuril berharap siapapun yang nantinya terpilih sebagai nahkoda Al Washliyah, ia harus mengutamakan organisasi dakwah tersebut.

"Siapapun yang terpilih harus independen, tidak boleh terkontaminasi politik praktis baik aktif maupun pasif."

Al Jam’iyatul Washliyah sendiri adalah organisasi massa Islam yang didirikan 30 November 1930 di Medan, Sumatera Utara. Al Washliyah banyak berjasa dalam bidang pendidikan Islam dan dakwah terutama di daerah pedalaman Sumatera.

Al Washliyah banyak mendirikan pendidikan Islam gratis tingkat dasar di wilayah yang jarang diakses pemerintah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement