Selasa 21 Apr 2015 08:13 WIB

Ulama Afsel: Banyak Muslim Jadi Korban Xenofobia

Rep: C13/ Red: Agung Sasongko
Kemah pengungsi De-Deur. Arine Tusenge dari Burundi ialah satu dari beberapa pengungsi yang kembali menghirup udara luar setelah bersembunyi di Vaal, South Afrika. Mereka pindah ke penampungan akibat serangan xenofobia.
Foto: Photography-New/Tawedzerwa Zhou
Kemah pengungsi De-Deur. Arine Tusenge dari Burundi ialah satu dari beberapa pengungsi yang kembali menghirup udara luar setelah bersembunyi di Vaal, South Afrika. Mereka pindah ke penampungan akibat serangan xenofobia.

REPUBLIKA.CO.ID, CAPE TOWN  -- Serangan xenophobia dinilai semakin meningkat dan semakin tak terkendali di Afrika Selatan. Oleh karena itu, para pemimpin Muslim pun menyerukan rakyat untuk meninggalkan kekerasan demi negara.

"Kita ingin melihat keadaan yang lebih baik di Afrika Selatan, kami ingin Masyarakat untuk bersatu melawan Xenophobia dan kami harus ingat tidak ada superioritas di dunia ini," kata Juru Bicara The Cape Town Islamic Educational Centre,  Sayed Mohamed Ridhwaan, seperti dilansir Onislam, Selasa (21/4). Menurutnya, keunggulan dari seseorang itu  terletak pada pandangan Allah saja. Artinya, kehebatan seseorang dilihat dari ketakwaannya oleh Allah SWT.

Pidato berapi-api Ridhwaan itu datang sebagai wujud solidaritas terhadap tewasnya tujuh orang dalam serangan xenofobia. Serangan itu juga mengakibatkan penangkapan setidaknya sekitar 300 orang.

"Banyak Muslim juga menjadi korban dari serangan xenophobia,” ungkap Ridhwaan. Ia mengatakan, umat Muslim perlu terus berdoa dan bershalawat atas serangan tersebut. Menurutnya, umat Islam harus terus meminta kepada Yang Mahakuasa untuk memulihkan perdamaian dan harmoni di tanah Afrika Selatan.

Beberapa pemimpin Muslim telah bergabung dalam upaya mengekang meningkatnya xenophobia di negara ini. Khotbah Jumat yang juga digunakan oleh para imam untuk mengatasi masalah yang bertentangan dengan ajaran Islam.

Di salah satu Cape Town Masjid, Allama Moulana Sayed Imran Shah Ziyaeed menggelar khutbah untuk mengatasi masalah ini. Pada khutbah itu, dia mendesak jamaah untuk mengecam ekstrimisme di negerinya itu. Ziyaee juga menekankan bahwa Afrika harus memiliki komitmen "perdamaian, keamanan dan kemanusiaan" lebih dari sebelumnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement