Senin 09 Mar 2015 15:26 WIB

Ada Anggapan Pemuda Aktif di Masjid Cikal Bakal Teroris

Rep: c08/ Red: Agung Sasongko
Sejumlah peserta mengikuti pelatihan fotografi di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta Pusat. Pelatihan tersebut diadakan oleh Remaja Masjid Sunda Kelapa (RISKA).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Sejumlah peserta mengikuti pelatihan fotografi di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta Pusat. Pelatihan tersebut diadakan oleh Remaja Masjid Sunda Kelapa (RISKA).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid belum menjadi tempat beraktivitas kalangan muda. Sebelum membuat program yang memancing daya tarik, ada baiknya meluruskan anggapan bahwa pemuda yang meramaikan masjid cikal bakal teroris. 

Hal itu diungkap Ketua Yayasan Ispirasi Muda Bogor (IMAGO) Kholis Wardan. “Banyak sekali isu yang menyerang Islam dengan mengidentikan pemuda yang rajin berkegiatan di lingkungan masjid sebagai cikal bakal teroris. Anggapan ini sama-sama kita luruskan dulu,” kata Kholis kepada ROL, Senin (9/3).

Kholis menilai, sudah saatnya fungsi masjid dikembalikan lagi seperti halnya ketika pada zaman nabi. Di mana pada zaman nabi kata Kholis masjid dijadikan sebagai pusat peradaban, dan tempat melakukan berbagai aktivitas dan kegiatan positif.

Untuk itu, kata dia, pihak pengurus masjid harus menyediakan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan anak muda. Misalnya kata dia sarana olahraga, latihan pencak silat. Selain itu, pengurus masjid juga harus ikut mempermudah remaja dan pemuda untuk mengakses tugas-tugas pelajaran di sekolah seperti penyediaan fasilitas wifi, perpustakaan berisi buku-buku kontemporer dan beberapa tenaga pembimbing.

 

“Jadi masjid jangan hanya untuk shalat dan pengajian saja, kalau kaku itu-itu saja, masjid bisa jadi tempat yang angker bagi remaja kita. Harus dipancing sesuai dengan karakteristik di usiaa remaja,” ujar Kholis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement