Selasa 03 Mar 2015 19:20 WIB

Indonesia Bisa Jadi Contoh Kerukunan Umat Beragama

Rep: heri purwata/ Red: Damanhuri Zuhri
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin.
Foto: Antara/Reno Esnir
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sekretaris Jendral Wali Umat Buddha Indonesia (Walubi), Prof Philip K Widjaja mengatakan pertemuan Summit of Buddhist and Muslim Leaders dengan tema Overcoming Extremism and Advancing Peace with Justice bisa mempererat hubungan umat Budha dan Muslim. Sehingga Indonesia bisa menjadi contoh bagi negara lain dalam menciptakan kedamaian antar agama.

"Semoga kita bersama-sama menjaga kedamaian dan bisa lebih diperluas, tidak hanya di Indonesia," kata Philip K Widjaja didampingi Ketua Umum MUI Prof Din Syamsuddin di Yogyakarta, Selasa (3/3).

Pertemuan ini dihadiri tokoh Budha dan Islam dari 15 negara dan masing-masing negara mengirimkan dua wakil yaitu tokoh Budha dan Islam. Ke-15 negara di antaranya, Malaysia, Myanmar, Thailand, Bangladesh, Sri Lanka, Norwegia, dan Indonesia.

Selain itu, kata Philip, pertemuan ini juga digunakan untuk mengembangkan hubungan kerja sama. Sebab kedua agama ini sekalipun beda teologi namun memiliki persamaan di bidang kemanusian.

Selain menjadi perekatan hubungan umat beragama, pertemuan puncak petinggi Islam dan Budha ini menunjukkan kepada negara tetangga bahkan dunia, seperti apa harmonisasi kehidupan beragama di Indonesia.

Dalam pertemuan pers yang juga dihadiri Ketua MUI KH Slamet Effendi Yusuf, MUI juga menyampaikan dukacita mendalam dengan terbakarnya Vihara Dharma Bhakti di Petak Sembilan, yang sudah berusia 400 tahunan. Padahal vihara tersebut dipersiapkan untuk upacara Cap Go Meh.

Prof Din Syamsuddin menyambut gembira pertemuan tersebut. “Dialog ini selalu berangkat dari niat agar umat beragama menemukan titik temu. Dan diharapkan akan menciptakan kedamaian regional,” kata Din Syamsuddin.

Lebih lanjut Din, mengatakan pertemuan ini sengaja mengangkat tema Overcoming Extremism and Advancing Peace with Justice. Hal ini dimaksudkan bagaimana kalangan moderat menyampaikan pesan–pesan pada dunia untuk mengatasi ekstrimisme yang tinggi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement