Sabtu 28 Feb 2015 11:11 WIB
Islamic Book Fair 2015

IBF Gelar Penghargaan Buku Islam Terbaik

Rep: Irwan Kelana/ Red: Damanhuri Zuhri
Pengunjung melihat koleksi pada stand di pameran Islamic Book Fair ke-14 2015 di Istora senayan, Jakarta, Jumat (27/2).
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Pengunjung melihat koleksi pada stand di pameran Islamic Book Fair ke-14 2015 di Istora senayan, Jakarta, Jumat (27/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu rangkaian acara Islamic Book Fair (IBF)DKI Jakarta adalah pemberian penghargaan buku terbaik (Islamic Book Award/IBA) dan Tokoh Perbukuan Islam. Tahun ini, penghargaan IBA tersebut merupakan yang kesebelas kali.

Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) DKI Jakarta, Afrizal Sinaro, mengatakan salah satu tujuan pemberian penghargaan Islamic Book Award (IBA) adalah sebagai bentuk penghargaan terhadap karya para penulis baik Indonesia maupun luar negeri (yang karyanya diterjemahkan dan diterbitkan di Indonesia).

Meskipun demikian, ungkap Afrizal Sinaro, prioritas utama panitia Islamic Book Fair (IBF) adalah para penulis dalam negeri. ''Prioritas kita tentunya para penulis lokal,” kata Afrizal Sinaro kepada Republika.co.id.

Sebagaimana diketahui, sambung pria yang memiliki semangat memajukan perbukuan nasional ini, saat ini lebih 50 persen buku-buku Islam yang diterbitkan di Indonesia merupakan karya terjemahan, khususnya dari para penulis Timur Tengah.

“Karena itu, perlu ada upaya yang serius untuk mendorong para ulama, ustaz dan cendekiawan Muslim untuk menulis. IBA Award merupakan salah satu ikhtiar Ikapi DKI ke arah tersebut,” ujarnya menjelaskan.

Penghargaan Buku Islam Terbaik itu dibagi menjadi tujuh kategori, yakni fiksi anak, fiksi dewasa, nonfiksi anak, nonfiksi dewasa, terjemahan, desain sampul terbaik dan ilustrasi terbaik.

Tahun ini, Bidang Islamic Book Award Ikapi DKI menerima sebanyak 305 judul buku dari berbagai penerbit yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. 

“Untuk menjaga obyektivitas dan netralitas, penilaian buku-buku yang ikut berkompetisi dalam IBA Award dilakukan Tim Juri independen. Mereka adalah para pakar di bidangnya,” ungkap Afrizal menjelaskan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement