Jumat 27 Feb 2015 17:26 WIB
Islamic Book Fair 2015

Anak Muda Indonesia Haus Baca Buku-Buku Islam

Rep: C09/ Red: Karta Raharja Ucu
 Mendikbud Anies Baswedan (tengah) didampingi Ketua Ikapi DKI Jakarta Afrizal Sinaro (kedua kanan), memukul rebana saat meresmikan pembukaan Islamic Book Fair (IBF) ke-14 2015 di Istora senayan, Jakarta, Jumat (27/2). (Republika/ Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Mendikbud Anies Baswedan (tengah) didampingi Ketua Ikapi DKI Jakarta Afrizal Sinaro (kedua kanan), memukul rebana saat meresmikan pembukaan Islamic Book Fair (IBF) ke-14 2015 di Istora senayan, Jakarta, Jumat (27/2). (Republika/ Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak muda Indonesia ternyata haus akan membaca buku-buku Islam. Semua itu tercermin saat besarnya antusias remaja yang datang ke Islamic Book Fair (IBF) 2015 di Istora Senayan, Jakarta Pusat,

Mayoritas pengunjung anak muda berasal dari pesantren, sekolah, dan kampus di seluruh Indonesia. Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) DKI Jakarta, Afrizal Sinaro mengatakan, ada rasa haus yang dirasakan anak-anak muda terhadap buku-buku Islam, seperti novel-novel Islam.

“Terlebih IBF memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan toko buku, yakni banyak pilihan buku, ada diskon besar-besaran, dan bisa bertemu langsung dengan penulis,” ujar Afrizal, saat bertemu dengan ROL, Rabu (25/2).

 

Rasa haus akan ilmu ini, kata dia, yang juga menjadi alasan IBF masih terus diadakan sejak 2001 lalu. Pengunjung usia muda setiap tahun semakin bertambah, terutama dari pesantren-pesantren dari berbagai daerah.

 

Menurutnya, satu pesantren yang datang ke IBF bisa membawa lima sampai enam bus yang siswanya berasal dari jenjang SMP hingga SMA. Kebanyakan dari mereka, kata dia, telah menjadwalkan IBF sejak jauh-jauh hari.

 

“Di pesantren biasanya ada tradisi wajib membaca buku, jadi IBF menjadi momen penting bagi mereka untuk bisa mencari buku-buku Islam sepuasnya,” paparnya.

 

Namun, tidak hanya anak muda, IBF juga dikunjungi oleh berbagai kalangan di segala usia. Sehingga panitia IBF melakukan antisipasi berupa agenda-agenda acara yang dapat dinikmati oleh anak-anak hingga orang tua.

“Masyarakat juga menganggap IBF semacam destinasi wisata buku, jadi yang datang banyak yang satu keluarga, mulai dari bapak, ibu, dan anak,” jelas Afrizal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement