Jumat 28 Nov 2014 16:31 WIB

Serang Mushala, PBNU: Polisi Harus Bertanggung Jawab

Rep: cr02/ Red: Agung Sasongko
Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Riau Menuntut (GERRAM) menduduki kantor Radio Republik Indonesia di Pekanbaru, Riau, Selasa (25/11).
Foto: Antara
Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Riau Menuntut (GERRAM) menduduki kantor Radio Republik Indonesia di Pekanbaru, Riau, Selasa (25/11).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Sekretaris Jendral Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Marsyudi Syuhud mengatakan, bila polisi mengotori masjid saat melakukan penangkapan terhadap mahasiswa di dalam Mushala Assyakirin, kompleks RRI, Riau, mereka harus bertanggungjawab untuk membersihkannya.

"Bila ada yang rusak dan karpet atau lantai masjid kotor mereka harus tanggung jawab untuk memperbaiki dan membersihkannya," kata Marsyudi Syuhud kepada ROL, Jumat (28/11).

Marsyudi berharap semua pihak jangan terpancing emosi yang berlebihan. Ia menghimbau pihak kepolisian yang melakukan penangkapan di dalam mushala tersebut untuk membantu pengurus mushala membersihkan masjid.

"Masalah ini jangan dibesarkan, polisinya yang suruh nyuci kalau kotor," ujar Marsyudi.

Sebelumnya, polisi di Pekannaru dikabarkan mengejar dan memukuli mahasiswa hingga ke dalam mushala. Aksi tersebut terjadi saat aparat berusaha membubarkan paksa demonstrasi menolak kenaikan BBM yang dilakukan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) gabungan di depan Kantor RRI, Selasa (25/11) sore.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement