Jumat 28 Nov 2014 14:29 WIB

PAN: Jalankan Tugas, Polisi Harus Hormati Masjid

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Agung Sasongko
 Polisi mengamankan mahasiswa yang melakukan unjuk rasa (Ilustrasi)
Polisi mengamankan mahasiswa yang melakukan unjuk rasa (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tindakan represif petugas kepolisian dalam membubarkan massa demonstrasi penolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Pekanbaru dan Makassar, menyasar hingga mushala dan masjid. Aksi aparat keamanan tersebut sangat disesalkan, karena dinilai sudah menodai kesucian tempat-tempat ibadah.

Politikus Partai Amanat Nasional, Saleh P Daulay menuturkan, polisi dalam menjalankan tugas pengamanan tetap harus menghormati keberadaan rumah ibadah. "Baik itu masjid, gereja, pura, maupun tempat-tempat ibadah lainnya. Semua harus dihormati kesuciannya," ujar Saleh, Jumat (28/11).

Menurutnya, pihak kepolisian semestinya bisa menahan diri untuk tidak melakukan kekerasan di dalam rumah ibadah. Oleh karena itu, dia meminta kepada polisi agar selalu mengedepankan krakteristik sebagai pengayom, pelindung, dan pelayan dalam situasi apa pun.

"Jangan sampai atas nama pengamanan, polisi melakukan hal-hal yang tidak wajar di dalam masjid atau mushalla," imbuh Saleh.

Masjid Umar Bin Khattab yang berada di lingkungan kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) menjadi sasaran tindakan brutal polisi, Kamis (27/11). Media lokal di daerah itu melaporkan, bentrokan yang terjadi di depan kantor gubernur Sulsel berimbas hingga masuk ke kampus UMI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement