Jumat 28 Nov 2014 08:31 WIB

Jakarta Kaya Wisata Syariah

Masjid Langgar Tinggi, Pekojan, Jakarta Utara.
Foto: republika/Agung Supriyanto
Masjid Langgar Tinggi, Pekojan, Jakarta Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seringkali warga Jakarta maupun pendatang hanya mengenal wisata Kota Tua dan Masjid Istiqal sebagai tujuan wisata sejarah mereka. Padahal, kenyataannya, mereka lupa Jakarta kaya akan wisata syariah.

Pernyataan itu disampaikan oleh Kepala Bidang Pengkajian dan Pendidikan Jakarta Islamic Centre (JIC) Ustaz Rakhmad Zailani Kiki  kepada Republika, Selasa (25/11).

"Jakarta tak hanya memiliki warisan sejarah zaman Belanda, tapi juga banyak warisan kebudayaan Islam yang dapat dijadikan sebagai tujuan wisata syariah," lanjutnya.

Menurutnya, persoalaan itu harus dikembangkan dan disadari oleh semua pihak. Melihat, banyak para penggiat wisata syariah hanya mengacu pada tempat-tempat hiburan, seperti hotel syariah maupun tempat kuliner syariah.

Padahal, wisata syariah tidak hanya sebatas dalam lingkaran itu saja. Warisan para ulama terdahulu, seperti masjid, kitab dan peninggalan-peninggaan lainnya dapat dijadikan sebagai tujuan wisata khazanah.

"Sebut saja salah satunya Masjid al Alam di Marunda yang memiliki kisah masuknya Islam di  Jakarta, kemudian ada pula Masjid Al Makmur di Tanah Abang yang usianya sudah ratusan tahun dan Masjid Al Mansyur di Jembatam Lima," lanjutnya.

Selain itu, sambung Ustaz Rakhmad Zailani Kiki, ada komplek yang dijadikan tempat pembinaan para ulama Betawi dari dulu hingga kini serta, komplek pembinaan dan pengkajian hadis.

Ia menekankan, wisata syariah tidak hanya terkait dengan ziarah kubur semata, yang datang kemudian berdoa saja dan seringkali menimbulkan kesan syirik.

Seharusnya wisata ziarah juga dimaknai dengan mengingat perjuangan para ulama dalam membawa Islam di Jakarta dan di daerah lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement