Rabu 12 Nov 2014 10:12 WIB

Rohis Diarahkan Jadi Penyebar Islam Toleran di Sekolah

Rep: sonia fitri/ Red: Damanhuri Zuhri
AKSI CINTA ROHIS. Ratusan siswa yang tergabung dalam Rohani Islam (Rohis) melakukan aksi cinta Rohis di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (23/9).
Foto: ANTARA
AKSI CINTA ROHIS. Ratusan siswa yang tergabung dalam Rohani Islam (Rohis) melakukan aksi cinta Rohis di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (23/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyeriusi pencegahan penyebaran paham radikal di sekolah melalui organisasi Rohani Islam (Rohis), pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) menyelenggarakan acara Perkemahan Rohis Nasional perdana di Bumi Perkemahan Cibubur 11-15 November 2014.

Acara yang melibatkan dua ribu peserta yang terdiri dari pembina dan pengurus rohis ini, dibuka secara resmi oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Rabu (12/11) pagi.

Dalam sambutannya, Menag menuturkan pentingnya melakukan pembinaan yang masif kepada pelajar remaja. Sebab, sebagai calon pemimpin bangsa, mereka perlu disiapkan agar menjadi berkualitas dan berkarakter Islam moderat.

"Sebagaimana firman Allah, kita mesti waspada, jangan sampai kita meninggalkan generasi yang lemah," kata menag. Termasuk Rohis, mereka mesti dibimbing agar menjadi agen penyebar Islam toleran di sekolah.

Terlebih saat ini, lanjut menag, pengaruh buruk globalisasi dan paham radikal menjamur dan berpeluang memengaruhi perkembangan remaja.

Maka, tanggung jawab pemerintah, masyarakat dan semua kita harus sama-sama membentengi remaja dari paham negatif tersebut, serta mengarahkan mereka membangun paham Islam moderat.

Menjadi Muslim, lanjut Menag, harus memunculkan kebanggaan. Maksudnya bukan untuk menjadikan arogan dan sombong. "Tapi kita bersyukur karena Allah menjadikan kita bagian dari orang yang berserah diri dalam menerima dan menjalankan kebaikan," tuturnya.

Bentuk rasa bangga juga ditunjukkan dengan menerima perbedaan yang merupakan berkah. Makanya, para siswa diimbau untuk senantiasa menyebarkan kebaikan bagi sesama, serta saling menghormati perbedaan satu sama lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement