Ahad 30 Dec 2012 10:12 WIB

Milad Masjid Agung At-Tin

Rep: Agung Sasongko/ Red: M Irwan Ariefyanto
Masjid At Tin
Masjid At Tin

REPUBLIKA.CO.IDJAKARTA--Masjid Agung At-Tin dibangun atas niatan tulus sebagai wujud rasa bakti kepada Allah SWT. Masjid ini sekaligus menjadi pelengkap bangunan yang sudah ada seperti Taman Mini Indonesia Indah (TMII), rumah sakit dan lainnya. Hal itu diungkapkan Ketua Dewan Pengurus Masjid Agung At-Tin, Maftuh Basyuni saat berbincang dengan ROL. "Pada 26 Desember lalu, Masjid At-Tin telah mencapai usia 13 tahun. Bicara masjid ini tentu terkait dengan ibu Tin Soeharto. Beliau yang menggagas," kata dia.

Maftuh mengungkap ide pembangunan masjid ini muncul pada tahun 1999. Pada waktu itu, ibu Tien Soeharto berangkat pergi haji. Saat itu, beliau berdoa agar mantan Presiden Soeharto segera membangun masjid. "Beliau belum puas, pembangunan sudah dilakukan tapi belum ada masjid yang dibangun. Beliau doakan ini terus," kata dia.

Sayang, kata Maftuh, ketika doa itu terwujud, beliau keburu wafat. Ibu Tien Soeharto tidak dapat menyaksikan pembangunan masjid itu. "Alhamdulillah, masjid ini mendapat bantuan dalam berbagai pihak, bahkan dalam kondisi krisis pun, masjid ini dapat dibangun," kata dia.

Kini, kata Maftuh, jamaah Masjid At-Tin semakin banyak. Itu karena, masjid ini tidak hanya menggelar shalat saja tetapi juga acara rutin, seperti diskusi dan pengajian. Dua rutinitas ini dibimbing oleh ulama dan cendikiawan Muslim ternama. Kadang kala, turut mengundang tamu asing yang dianggap pantas untuk berbicara.  "Dengan banyak perhatian dan jamaah, Insya Allah masjid ini akan tetap makmur," ucap dia.

Tantangan

Selama 13 tahun berdiri, Masjid Agung At-Tin merasakan banyak tantangan yang dihadapi. Tantangan itu tidak terlepas dari perkembangan di masyarakat. Khususnya beredarnya paham-paham keagamaan di masyarakat. "Kami punya sikap jelas, kami tidak menerima sikap radikal dan menerima liberalis. Sikapnya jelas, tengah-tengah, tidak ke kiri dan kanan," kata dia Maftuh.

Menurut dia, Masjid Agung At-Tin mencoba untuk konsiten mengikuti tuntunan Alquran dan Rasulullah SAW. Sebabnya, sikap Masjid At-Tin tidak membenarkan apabila ada penceramah yang sikapnya membolehkan apapun atau melarang apapun.  "Karena itu, selalu kita tegaskan ini jalan kami, jalan yang lurus," kata dia.

Tantangan lainnya, ada kecenderungan muda-mudi di Indonesia terlalu sedikit mendapat sentuhan agama. Karena itu, pihaknya, sangat mendukung setiap kegiatan yang mendekatan pemuda dengan agama. Salah satu contohnya, acara Dzikir Nasional 2012 yang digagas Republika. "Melalui dzikir, kita bisa introspeksi. Dalam kaitan ini, tentu betapa penting agama perlu diberikan kepada para pemuda," ucapnya.

Menurut Maftuh, pihaknya juga memiliki program yang bertujuan serupa. Misalnya saja, pengajian anak-anak dan lainnya. Memang, soal ini, ada cita-cita yang belum tercapai membangun sekolah yang menggabungkan pendidikan agama dan umum sehingga generasi muda mendapatkan pendidikan yang layak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement