Jumat 19 Oct 2012 21:12 WIB

Bachtiar Nasir (1): Islam Masuk Bali dengan Simpatik

Rep: Fitria Andayani/ Red: Chairul Akhmad
Ustadz Bachtiar Nasir.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ustadz Bachtiar Nasir.

REPUBLIKA.CO.ID, Muslim di Bali memang minoritas. Meski demikian, mereka memiliki segala potensi untuk menjadi komunitas yang lebih besar lagi di wilayah tersebut.

Hingga kini mereka masih menemukan kendala dalam menjalankan ibadah, tetapi hal itu tak mengurangi semangat mereka untuk tetap teguh dalam menjaga iman Islam mereka.

Ustadz Bachtiar Nasir Lc, pimpinan Ar-Rahman Quranic Learning Islamic Center, yang banyak berkecimpung dalam upaya pembinaan umat Islam di Pulau Dewata menjelaskan panjang lebar seputar kondisi Islam di Bali dalam wawancara dengan wartawan Republika, Fitria Andayani. Berikut petikannya:

 

Bagaimana sejarah dan perkembangan Islam di Bali?

Menurut sejarah, penyebaran Islam pertama kali terjadi ketika Kerajaan Gelgel berkuasa. Saat itu orang-orang Islam diterima secara kooperatif dan diperlakukan sama dengan masyarakat Bali lainnya.

Mereka bahkan diberikan kesempatan untuk mencicipi kedudukan atau tempat khusus di dalam kerajaan. Umat Islam dianggap sebagai stakeholder bagi kerajaan. Islam selanjutnya bisa diterima dengan mudah di Bali. Islam dibawa oleh para pedagang yang berasal dari luar Bali, misalnya, dari Bugis.

Orang-orang Bugis ketika itu kebanyakan adalah nelayan. Mereka masuk ke Bali dengan cara yang simpatik. Tidak hanya ketika berdagang, tetapi juga ketika menyebarkan Islam sehingga Islam yang mereka bawa bisa diterima dengan baik.

Selain Muslim Bugis, banyak juga Muslim Jawa Timur dan pedagang-pedagang asal Arab yang berkontribusi dalam perkembangan Islam di Bali. Selain simpatik, mereka juga dianggap sangat produktif.

Sejauh ini, banyak Muslim di Bali masih merahasiakan keislamannya. Data yang dipublikasikan, jumlah Muslim mencapai hampir satu jutaan. Tetapi, kenyataannya, jumlahnya jauh lebih banyak. Jadi, antara data yang sesungguhnya dan yang dipublikasikan tidak sama. (bersambung)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement