Selasa 16 Oct 2012 17:18 WIB

Masuknya Islam di Pulau Sulawesi (3-habis)

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Chairul Akhmad
Pelabuhan Paotere, salah satu pelabuhan rakyat warisan tempo dulu yang masih bertahan dan merupakan bukti peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo sejak abad ke-14.
Foto: wordpress.com
Pelabuhan Paotere, salah satu pelabuhan rakyat warisan tempo dulu yang masih bertahan dan merupakan bukti peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo sejak abad ke-14.

REPUBLIKA.CO.ID, Raja Bone merupakan raja terakhir dari Aliansi Tellumpocco yang menerima Islam setelah mengalami kekalahan dalam perang pada 1611.

Masuknya raja Bone dalam agama Islam membuat sebagian besar wilayah Sulawesi Selatan memeluk agama Islam, kecuali Tana Toraja.

Guna memperkuat posisi kerajaan Islam yang baru terbentuk di kawasan timur nusantara itu, Kerajaan Gowa-Tallo mulai menjalin kerjasama dengan kerajaan Islam lainnya, khususnya Kesultanan Mataram di Jawa.

Dalam Ensiklopedi Tematis Dunia Islam: Asia Tenggara disebutkan, seorang penguasa Gowa-Tallo mempersunting putri dari Kesultanan Mataram.

Selain itu, penguasa Gowa-Tallo pada sekitar 1630 mengirim berbagai hadiah melalui utusan yang datang ke Kesultanan Mataram.

Pengiriman hadiah-hadiah itu kemudian segera dibalas dengan kunjungan Kiai Ngabehi Sara-Bula, seorang elite Kesultanan Mataram, ke Kerajaan Gowa-Tallo pada 1633. Pada tahun itu juga perjanjian persahabatan antara dua kerajaan Islam tersebut dikokohkan.

Beberapa tahun kemudian, pada 1658, utusan kedua yang dipimpin paman raja Gowa-Tallo tiba di Mataram. Ia berhasil menjalin kerjasama pertahanan antara dua kerajaan tersebut.

Raja Mataram bahkan diberitakan mempersiapkan kekuatan armadanya di Surabaya, sekitar 70 kapal untuk membantu Gowa-Tallo menghadapi Belanda. Namun, bantuan tersebut tidak jadi dikirim.

sumber : Ensiklopedi Islam
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement